Bagaimana Presiden AS Dipilih?
PEMILIHAN presiden Amerika Serikat (AS) tahun 2024 akan digelar pada 5 November waktu setempat. Kandidat yang bersaing adalah mantan Presiden Donald Trump, calon dari Partai Republik, dan Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat.
Konstitusi AS punya tiga persyaratan dasar untuk calon presiden calon harus merupakan warga negara AS sejak dari lahir, berusia minimal 35 tahun, dan telah tinggal di negara itu selama 14 tahun. Ada beberapa pengecualian terkait persyaratan 14 tahun tinggal di AS bagi anggota angkatan bersenjata AS.
“Hampir semua orang yang sudah dewasa boleh mencalonkan diri sebagai presiden,” kata Wayne Steger, profesor ilmu politik di Universitas DePaul di Negara Bagian Illinois, AS, kepada DW.
Orang-orang yang pernah dituduh atau dihukum karena tindak pidana pun boleh mencalonkan diri. Menurut Steger, konstitusi AS memuat ketentuan yang secara eksplisit mengizinkan orang-orang semacam itu untuk mencalonkan diri guna memastikan bahwa tahanan politik tidak dilarang untuk memimpin negara.
Salah satu bagian dari Amandemen ke-14 Konstitusi AS yang terkenal adalah bagian yang melarang individu yang "terlibat dalam pemberontakan atau perlawanan terhadap negara, atau memberikan bantuan atau dukungan kepada musuh-musuh negara" untuk memegang jabatan politik. Namun Steger mengatakan, amandemen itu tampaknya tidak memengaruhi pemilu kali ini.
Mahkamah Agung (MA) AS tidak akan membuat putusan terkait keterlibatan Trump dalam serangan terhadap Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 (setelah dia kalah dalam pemilu tahun 2020) sebelum pemilu pada 5 November ini. Namun, pada Juli lalu mayoritas hakim MA mengatakan, mantan presiden itu punya perlindungan luas terhadap tuntutan pidana atas tindakan yang dianggap sebagai tugas resminya sebagai presiden. Selain itu, MA telah mendelegasikan Pengadilan Distrik yang lebih rendah di Washington untuk menentukan bagaimana kekebalan itu harus diterapkan.
Persyaratan kelayakan yang sederhana itu berarti bahwa jumlah kandidat harus dikurangi sebelum pemilu bulan November digelar.
Pemilihan pendahuluan dan kaukus merupakan langkah pertama dari proses itu dalam menentukan dukungan partai politik terhadap para kandidat. Hal itu terjadi di level negara bagian selama awal musim semi tahun pemilu. Selain kandidat yang mencalonkan diri sebagai calon independen, para calon lain harus mendaftar untuk mencalonkan diri lewat partai politik di negara bagian tempat tinggal mereka.
Pemilihan pendahuluan dilakukan melalui pemungutan suara tertutup (rahasia), dan kandidat dengan suara terbanyak yang menang. Kaukus lebih kompleks. Di sejumlah negara bagian yang menggunakan sistem itu, satu hari ditetapkan bagi anggota partai politik untuk bertemu guna memutuskan bersama, melalui semacam pemungutan suara publik, kandidat mana yang akan mewakili mereka. Ratusan pertemuan itu terjadi saat suatu negara bagian mengadakan kaukusnya.
Pemilihan pendahuluan dan kaukus tampak berbeda tergantung pada negara bagian dan partainya, namun tujuannya sama, yaitu untuk menentukan dukungan bagi kandidat perseorangan dan memilih calon untuk pemilihan umum.
Setelah pemilihan pendahuluan dan kaukus di tingkat negara bagian, partai-partai politik mengadakan konvensi nasional untuk secara resmi memilih kandidat yang akan mewakili mereka dalam pemilu bulan November, bersama dengan pasangan calon wakilnya.
Dalam konvensi itu, para delegasi dari 50 negara bagian di AS berkumpul untuk memilih calon presiden. Seorang kandidat membutuhkan mayoritas suara delegasi untuk memenangkan nominasi.
Ada berbagai jenis delegasi. Partai Demokrat menyebutnya delegasi pledged dan unpledged (pledged artinya delegasi yang sudah berkomitmen atau berjanji berdasarkan hasil pemilihan pendahuluan atau kaukus di wilayah mereka untuk memilik calon tertentu dan unpledged berarti delegasi itu tidak berkomitmen atau berjanji untuk memilih calon tertentu, sesuai dengan hasil pemilihan pendahuluan atau kaukus); Partai Republik menyebutnya bound dan unbound (terikat dan tidak terikat).
Delegasi yang telah berjanji atau terikat harus memilih kandidat sesuai dengan siap yang menang dalam pemilihan pendahuluan di negara bagian mereka — setidaknya pada putaran pertama pemungutan suara. Kandidat yang tidak berjanji/tidak terikat bebas memilih kandidat yang mereka pilih sendiri. Pada konvensi Partai Demokrat, delegasi yang tidak berkomitmen hanya diperbolehkan memberikan suara mulai putaran kedua.
Pada Juli lalu, Presiden Joe Biden mundur dari pencalonannya, dan mendukung wakil presidennya, Kamala Harris. Semua delegasi Partai Demokrat yang sebelumnya telah berjanji atau berkomitmen untuk memilih Biden kemudian jadi bebas memilih siapa pun yang mereka pilih di Konvensi Nasional Partai Demokrat, karena kandidat yang menang dalam pemilihan pendahuluan atau kaukus mereka tidak lagi mencalonkan diri. Mayoritas delegasi yang sebelumnya berkomitmen memilih Biden kemudian memilih Harris, jadilah Haris calon presiden dari Partai Demokrat.
Pada hari pemilihan, pemungutan suara diadakan secara nasional di ribuan kota besar dan kecil. Setiap warga negara AS yang terdaftar sebagai pemilih dapat ikut serta.
Pemilihan presiden AS tidak ditentukan oleh suara terbanyak secara nasional (popular vote), tetapi ditentukan melalui sistem yang disebut electoral college atau dewan elektoral. Electoral college merupakan badan khusus yang terdiri dari 538 orang pemilih (electors) yang mewakili seluruh negara bagian dan Distrik Columbia.
Setiap negara bagian memiliki jumlah elector yang sama dengan jumlah perwakilannya di Kongres AS. Anggota DPR AS berjumlah 435 orang yang ditentukan berdasarkan populasi di setiap negara bagian. Dengan demikian ada 435 elector yang mewakili mereka. Senator ada 100 karena masing-masing negara punya dua senator tanpa memperhitungakan jumlah populasi negara bagian. Dengan demikian ada 100 elector untuk mewakili senat. Selain itu, ada tambahan tiga elector dari Distrik Columbia. Total jadi 538 elector.
Untuk menang dalam pemilihan presiden AS, seorang kandidat harus mendapatkan mayoritas sederhana, yaitu minimal 270 suara elektoral dari total 538 suara. Angka itu diperoleh dari pembagian setengah dari 538 adalah 269, sehingga mayoritas sederhana adalah 270.
Jadi, seorang kandidat mungkin mendapat suara terbanyak secara nasional (popular vote), tetapi hal itu tidak secara langsung menjamin kemenangan. Hal yang menentukan adalah apakah kandidat itu berhasil mengumpulkan minimal 270 suara elektoral di Electoral College.
Suara-suara elektoral itu dialokasikan berdasarkan geografi dan populasi. Setiap negara bagian AS diberikan satu suara elektoral per anggota delegasi di kongresnya. Artinya, berapapun populasinya, setiap negara bagian secara otomatis mempunyai tiga suara elektoral karena semua negara bagian mempunyai dua senator dan setidaknya satu kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Jumlah suara elektoral yang dimiliki setiap negara bagian bergantung pada populasinya. Kalifornia, karena populasinya banyak, mempunyai suara elektoral terbanyak, yakni 54 suara, sedangkan Vermont, misalnya, memiliki suara minimum, yaitu tiga suara. Kecuali Maine dan Nebraska, yang memiliki variasi sistem perwakilan proporsional, seorang kandidat akan memenangkan seluruh suara elektoral di suatu negara bagian jika ia memenangkan suara mayoritas di sana.