Bamsoet Dukung Perusahaan Uzbek Jajaki Investasi Penerbangan-Energi di RI

Bamsoet Dukung Perusahaan Uzbek Jajaki Investasi Penerbangan-Energi di RI

Anggota DPR RI Bambang Soesatyo mendukung rencana perusahaan asal Uzbekistan, Ozbeksynergy, untuk melakukan investasi dan kerja sama pelayanan penerbangan haji dan umrah di Indonesia. Selain sektor pelayanan penerbangan, Bamsoet mengatakan Ozbeksynergy saat ini tengah menjajaki peluang investasi di bidang pupuk, amonia serta hidrogen.

"Bisnis penerbangan haji dan umrah serta peluang investasi dalam bisnis pupuk, amonia, dan hidrogen di Indonesia sangat menjanjikan. Mengingat kebutuhan di sektor pelayanan penerbangan haji-umrah, pertanian dan energi yang terus meningkat. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada serta dukungan kebijakan pemerintah, para investor nasional ataupun asing memiliki potensi untuk mengembangkan industri pupuk, amonia, dan hidrogen di Indonesia," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (19/12/2024).

Hal ini disampaikannya usai menerima perwakilan Ozbeksynergy di Jakarta, Kamis (19/12/24).

Ketua MPR RI ke-15 ini menjelaskan pertanian di Indonesia menjadi salah satu sektor yang paling banyak memerlukan pupuk. Menurut data Kementerian Pertanian, kebutuhan pupuk di Indonesia mencapai 13 juta ton per tahun.

Meski demikian, lanjut Bamsoet, produksi pupuk dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 60% dari total kebutuhan. Hal ini pun menciptakan celah pasar yang besar untuk investasi dalam pembuatan pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik.

"Amonia sebagai bahan baku utama dalam produksi pupuk nitrogen, juga memiliki prospek yang cerah. Investasi dalam pabrik amonia dapat menjadi alternatif yang menarik karena permintaan akan pupuk nitrogen di Asia Tenggara diperkirakan akan terus meningkat. Indonesia memiliki cadangan gas alam yang cukup untuk mendukung industri amonia dalam jangka panjang," papar Bamsoet.

Bamsoet menambahkan, Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya energi terbarukan juga berpeluang untuk mengembangkan produksi hidrogen. Sebab di tengah kondisi transisi energi yang semakin mendesak, hidrogen menjadi salah satu pilihan karena potensi sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan.

"Data dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa permintaan hidrogen global diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030. Hal itu memberikan peluang bagi Indonesia untuk menarik investasi dalam produksi hidrogen. Dengan kebijakan yang mendukung transisi energi dan investasi dalam riset serta infrastruktur, potensi hidrogen sebagai sumber energi bersih di Indonesia sangat menjanjikan," pungkas Bamsoet.

Diketahui, hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Dewan Direksi Ozbeksynergy Nodir Rustamov, Direktur Pelaksana Ozbeksynergy Lena Gaipova, Penasehat Ketua Dewan Enter Engineering Israil Akhmedkhodjaev serta Ketua Dewan Bisnis Rusia-Indonesia Mikhail Kuritsyn.

Sumber