Banjir Bandang dan Longsor di Bima, Ribuan Rumah Terdampak

Banjir Bandang dan Longsor di Bima, Ribuan Rumah Terdampak

BIMA, KOMPAS.com - Bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda enam kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin (20/1/2025) sore.

Akibat kejadian ini, 2.113 rumah warga dilaporkan terendam air dengan ketinggian 50 sampai 70 sentimeter, salah satu rumah di antaranya tertimbun longsor.

Selain itu, lahan pertanian, tambak ikan dan sejumlah bangunan sekolah serta perkantoran ikut terdampak bencana alam ini.

"Hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang menyebabkan banjir meluap di sejumlah wilayah ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Bima, Isyrah saat dikonfirmasi, Senin malam.

Isyrah menyampaikan, rumah warga yang terdampak tersebar di Kecamatan Woha, Bolo, Palibelo, Monta, Belo dan Sanggar.

Rinciannya, di Kecamatan Woha terdapat 533 rumah yang terendam air, tepatnya di Desa Pandai dan Dadibou.

Selain itu, bangunan asrama putri Pondok Pesantren Al Wafa dan area perkantoran di kompleks Kantor Bupati Bima yang berada di wilayah tersebut juga ikut terendam.

Sementara di Desa Risa dan Penapali, Kecamatan Woha, rumah serta lahan pertanian dan tambak ikan warga yang terdampak masih dalam proses pendataan.

"Lahan pertanian dan infrastruktur umum yang teredam di dua desa ini masih dalam proses pendataan," ujarnya.

Sementara di Kecamatan Sanggar, lanjut dia, banjir merendam 61 rumah warga di Desa Sandue. Kondisi ini disebut terjadi akibat aliran sungai tidak mampu menampung debit air yang datang dari wilayah pegunungan sekitar.

Di Kecamatan Palibelo, banjir bandang meredam 772 rumah yang berada di Desa Teke, dan 309 rumah di Desa Belo.

Kompas.com/ Doc. Isyrah Banjir bandang merendam permukiman warga di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (21/1/2024).Sedangkan di Kecamatan Monta, terdapat satu bangunan sekolah dan 137 rumah warga yang terendam air di Desa Sakuru.

Di Kecamatan Bolo, tepatnya di Desa Leu tercatat ada 300 rumah warga yang terdampak bencana alam ini.

"Untuk di Desa Rato Kecamatan Bolo, masih dilakukan pendataan rumah dan lahan pertanian terdampak. Di sini ketinggian airnya mencapai 60 sentimeter," jelasnya.

Isyrah mengungkapkan, hujan deras yang terjadi selama beberapa jam itu tidak hanya membuat ribuan rumah warga terendam, tetapi juga mengakibatkan longsor di Desa Renda, Kecamatan Belo.

Longsor yang terjadi sekitar pukul 17.00 Wita itu menimpa rumah salah seorang warga bernama H. Honda (55).

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun korban mengalami kerugian akibat kerusakan rumah sekitar Rp 5 juta.

"Tidak ada korban jiwa. Kebutuhan mendesak saat ini bantuan logistik berupa makanan dan air bersih untuk para korban banjir," kata Isyrah.

Sumber