Banjir Rendam Jalur Provinsi Cirebon-Indramayu, Sejumlah Motor Mogok
CIREBON, KOMPAS.com - Jalur provinsi yang menghubungkan Kabupaten Cirebon dengan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terendam banjir, Kamis (16/1/2025) pagi.
Banjir dengan ketinggian 30 hingga 50 sentimeter juga merendam hektaran sawah, meluap hingga ke jalur utama, dan mengganggu aktivitas warga. Sejumlah kendaraan roda dua dilaporkan mogok akibat banjir.
Pantauan di lokasi menunjukkan banjir merendam jalur provinsi di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Banjir sepanjang tiga kilometer ini menghubungkan Kecamatan Arjawinangun, Gegesik, dan Jagapura di Kabupaten Cirebon dengan Kecamatan Kedokan Bunder di Kabupaten Indramayu.
Isa Ibrahim, seorang pengendara roda dua, mengeluh motornya mogok saat mencoba menerobos banjir.
"Saya dari Tegal Mulya mau ke Babakan, lewat pantura, tapi nggak jadi karena motor mogok. Banjirnya tinggi dan jauh, jadi pulang lagi. Dari pagi sampai siang belum juga surut," ujar Isa kepada Kompas.com, Kamis (16/1/2025) siang.
Isa menjelaskan bahwa banjir mulai merendam jalan utama sejak pukul 05.00 WIB dan terus meningkat akibat kiriman air dari hulu. Ia berharap pemerintah segera merevitalisasi sungai di sekitar jalan untuk mencegah banjir serupa.
"Banjirnya tinggi dan sulit surut karena sungai di kanan-kiri jalan sudah dangkal. Pemerintah harus segera memperbaiki," tambahnya.
Sugiarto, Kepala Desa Bayalangu Kidul, menyatakan banjir terjadi setelah hujan deras melanda wilayahnya pada Rabu malam. Air mulai meluap sekitar pukul 03.00 WIB, merendam sawah dan jalan utama.
"Mulai meluapnya dini hari tadi, air cepat meluas hingga ke sawah dan jalan-jalan utama, jalur provinsi, kabupaten yang menghubungkan dengan desa lain," kata Sugiarto di lokasi banjir, Kamis siang.
Menurut Sugiarto, banjir berasal dari luapan Sungai Sigranala dan Sungai Winong yang merupakan aliran dari Daerah Irigasi (D.I) Rentang di Kabupaten Majalengka.
Ia menyebutkan bahwa banjir di wilayahnya sudah sering terjadi akibat kondisi sungai yang dangkal. Pihaknya telah mengajukan permohonan perbaikan ke Pemerintah Kabupaten Cirebon, tetapi belum ada tanggapan.
"Kami sudah sering mengajukan perbaikan ke pemerintah, tapi sampai sekarang belum ada respons," ujarnya.