Banjir Rob Landa 5 Desa dan 1 Kelurahan di Kotawaringin Barat, Bagaimana Kondisinya?
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Banjir rob melanda wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), sejak Senin (16/12/2024).
Bencana ini disebabkan oleh gelombang pasang air laut yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar, Syahruni, menjelaskan bahwa banjir telah melanda lima desa dan satu kelurahan di dua kecamatan.
"Paling banyak di Kecamatan Kumai, yakni Desa Sabuai, Keraya, Teluk Bogam, Kubu, dan Kelurahan Kumai Hulu," ungkap Syahruni kepada Kompas.com melalui aplikasi perpesanan.
Sementara itu, Desa Tanjung Putri di Kecamatan Kumai Hulu juga terkena dampak banjir, namun kondisi di desa tersebut sudah berangsur surut dan lingkungan telah kembali aman dari genangan air.
Di Desa Sabuai, enam RT terdampak banjir rob, yang melibatkan 30 kepala keluarga (KK) dan 120 jiwa, termasuk tujuh balita dan enam lansia.
"Untuk sementara, warga terdampak mengungsi ke tempat keluarga terdekat. Beberapa rumah masih terendam, lansia dan balita sebagian mengungsi ke rumah kerabat, sementara sisa kepala keluarga tetap tinggal di rumah," jelas Syahruni.
Di Desa Teluk Bogam, tujuh rumah terkena dampak banjir, dengan lima KK dan 12 jiwa yang terdampak, serta dua unit perahu kecil warga yang mengalami kerusakan ringan.
"Untuk wilayah-wilayah lainnya secara umum sudah berangsur surut, namun tetap harus siaga mengingat curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan banjir kembali terjadi," tambahnya.
Syahruni mengingatkan bahwa banjir ini terjadi secara temporer mengikuti pasang air laut.
Oleh karena itu, pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat yang tinggal di pinggir sungai untuk tetap waspada.
"Hal ini sehubungan dengan aktivitas pasang air laut, intensitas curah hujan, dan perubahan cuaca yang semakin ekstrem, yang dapat mengakibatkan banjir rob dan abrasi pantai di wilayah pesisir Kobar," kata dia.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar, terutama bagi mereka yang berada di wilayah pesisir pantai dan daerah aliran sungai.
"Kami meminta agar warga selalu melakukan antisipasi dan meningkatkan upaya preventif untuk menghindari korban baik jiwa maupun harta benda," tegasnya.
Syahruni juga mengingatkan kepada nelayan agar memperhatikan perkembangan cuaca sebelum melaut, melengkapi alat keselamatan diri, dan tidak melaut jika cuaca tidak memungkinkan.
"Hindari aktivitas di luar rumah saat cuaca ekstrem," pungkasnya.