Banjir Rob Rendam Muara Angke Lagi, Aktivitas Warga Terganggu dan Akses Jalan Terhambat

Banjir Rob Rendam Muara Angke Lagi, Aktivitas Warga Terganggu dan Akses Jalan Terhambat

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir rob kembali merendam Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (13/12/2024).

Pada Jumat pagi, ketinggian air rob di Jalan Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional, Muara Angke mencapai 25 sentimeter. Namun, pada siang hari, air rob semakin naik dan ketinggiannya mencapai 60-70 sentimeter.

Banjir rob ini bukan sekali dua kali terjadi di Muara Angke. Setiap kali terjadi fenomena bulan purnama, wilayah ini langganan banjir rob.

Aktivtas warga pun terganggu setiap banjir rob datang. Tak hanya itu, mobilitas warga menjadi sulit karena akses jalan terkendala.

Bukan hanya jalan raya, aktivitas di Pelabuhan Kali Adem Muara Angke juga terganggu akibat banjir rob.

"Itu sangat menghambat untuk kunjungan. Jangankan untuk wisatawan, kami sendiri sangat terhambat," ucap Kepala Satuan Laksana Lalu Lintas Angkutan Laut dan Pelayanan Jasa Unit Penyelenggara Pelabuhan Daerah Kali Adem Muara Angke, Andy Irham, saat diwawancarai, Jumat.

Akibat banjir rob, kapal-kapal milik Dinas Perhubungan (Dishub) di Pelabuhan Kali Adem juga tidak bisa beroperasi.

"Bahkan, kendaraan kami pun tidak bisa lewat. Banyak anggota kami, karena sampai malam robnya, sehingga menginap di sini," tambah Andy.

Selain operasi kapal yang terganggu, masyarakat kesulitan menuju Pelabuhan Kali Adem.

Pasalnya, satu-satunya akses menuju ke Pelabuhan Kali Adem harus melewati RW 22, Penjaringan, yang bertahun-tahun menjadi langganan banjir rob.

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ada sekitar 10 wilayah di Jakarta Utara yang rentan terandam banjir rob pada periode 11-20 Desember 2024, yaitu Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, dan Muara Angke.

Dari 10 wilayah itu, tiga butuh penanganan cepat karena banjir rob di titik tersebut sangat menghambat aktivitas warga dan akses jalan.

"Saat ini yang benar-benar perlu penanganan dan menganggu masyarakat, satu di Muara Angke, kedua RE Martadinata, ketiga Marunda," ungkap Kepala Seksi Draninase Sudin SDA Jakarta Utara, Yudo Widiatmoko, saat dikonfirmasi, Kompas.com, Jumat.

Salah satu upaya Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara mengatasi banjir rob adalah dengan membangun sodetan.

Satu sodetan sudah dibangun di wilayah RW 11 Muara Angke. Kabarnya, pembangunan sodetan juga akan ditambah di wilayah RW 22 dalam waktu dekat.

Namun, menurut Yudo, pembangunan sodetan tidak akan cukup untuk mengatasi banjir rob. Pasalnya sodetan hanya berfungsi untuk mempercepat penyerapan air rob dari yang biasanya 12 jam baru surut, kini hanya enam jam.

Yudo berharap, tanggul laut segera dibangun agar beberapa wilayah di Jakarta Utara tidak lagi mengalami banjir rob.

"Semua itu berharap ada pembangunan tanggul agar lokasi-lokasi itu terbebas dari banjir," ucap Yudo.

Sumber