Bank Dunia: Perang, Kerugian Ekonomi di Lebanon Rp 80 Triliun Lebih
BEIRUT, KOMPAS.com - Bank Dunia pada Kamis (14/11/2024) mengatakan bahwa perang di Lebanon menyebabkan kerugian lebih dari 5 miliar dolar AS (Rp 80 triliun).
Kerugian itu diperkirakan dari segi ekonomi. Sedangkan kerusakan struktural bangunan juga bernilai miliaran dolar lebih.
Sementara kerugian korban jiwa jumlahnya lebih dari 3.440 orang sejak Oktober 2023, yakni ketika kelompok Hizbullah dan Israel mulai saling tembak.
Terlebih sejak 23 September 2024, Israel telah meningkatkan kampanye udaranya di Lebanon, bahkan mengirim pasukan darat ke Lebanon.
Terbaru ini yakni pada Sabtu (16/11/2024), serangan udara Israel menghantam pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut.
Serangan dilakukan setelah Israel memberikan seruan untuk mengevakuasi daerah tersebut karena menjadi basis Hizbullah.
Video AFPTV menunjukkan tiga gumpalan asap mengepul di atas gedung-gedung di daerah tersebut pada Sabtu pagi.
Sesaat sebelum serangan, juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengunggah di X seruan bagi penduduk pinggiran Haret Hreik untuk mengungsi.
"Anda berada di dekat fasilitas dan kepentingan milik Hizbullah, yang akan ditindak tegas oleh militer Israel dalam waktu dekat," kata unggahan tersebut dalam bahasa Arab.
Israel mengidentifikasi gedung-gedung tertentu dan memberi tahu penduduk untuk pindah setidaknya sejauh 500 meter.
Sementara itu, Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) mengatakan musuh melakukan tiga serangan udara, termasuk satu serangan udara di dekat Haret Hreik.
"Serangan pertama di dekat Haret Hreik menghancurkan bangunan dan menyebabkan kerusakan di area tersebut," katanya.
Serangan udara Israel yang berulang di Beirut selatan telah menyebabkan eksodus massal warga sipil dari area tersebut, meski ada beberapa yang kembali pada siang hari.
Di Lebanon selatan, Israel melakukan beberapa serangan pada Jumat malam dan Sabtu dini hari, menurut NNA.
Semalam, Hizbullah juga mengeklaim dua serangan roket yang menargetkan markas batalion infanteri di Israel utara.