Batu-batu Beterbangan Saat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki...
KOMPAS.com - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, meletus pada Minggu (3/11/2024) malam.
Agnes Wungu Belen (60) menceritakan, malam mencekam itu diawali dengan suara gemuruh dari arah gunung.
Di tengah listrik padam, atap rumah Agnes tiba-tiba dihujani batu. Agnes dan keluarga lantas bersembunyi di bawah meja.
“Malam itu kami duduk di bawah kolong meja. Kami pasrah dengan keadaan. Karena kalau kami lari, bisa saja kami terkena batu dari gunung,” ujarnya, Selasa (5/11/2024).
Kondisi tersebut membuat Agnes dan keluarga tak tidur. Begitu pagi dan memastikan kondisi aman, Agnes dan keluarga keluar rumah.
“Pagi itu saya melihat banyak rumah yang hancur. Sekolah juga rusak,” ucapnya.
Salah satu rumah yang hancur adalah milik Ignasius Demo Lajar (27). Batu besar berwarna merah menembus rumahnya hingga mengakibatkan enam anggota keluarganya meninggal.
Menurut dia, kejadian tersebut berlangsung cepat, beberapa saat setelah ia melihat cahaya merah seperti kilat.
“Pokoknya secara tiba-tiba. Kaget begitu ada batu dari arah gunung. Rumah runtuh semua,” ungkapnya, Senin (4/11/2024).
Ignasius lantas membawa anak dan istrinya ke rumah tetangga.
Ketika menyelamatkan anak dan istri, dia sempat mendengar adiknya meminta tolong. Namun, Ignasius meminta adiknya untuk bersabar.
Saat kembali ke rumahnya di Dusun Goliriang, Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Ignasius mendapati keluarganya tak bernyawa.
“Tadi pagi saya datang lagi ke rumah dan melihat mereka sudah meninggal semua,” tuturnya.
Sr Marieta SSpS, pemimpin Biara Asrama Putra St Arnoldus Yansen di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, juga merasakan suasana menegangkan sewaktu Gunung Lewotobi Laki-laki meletus.
Saat itu, Suster Marieta bersama puluhan anak asrama dan belasan suster mengevakuasi diri di tengah hujan batu.
"Sekitar 70 anak asrama putra-putri, 4 suster lansia, 13 suster postulan diungsikan. Sebagian sudah dijemput orangtua, sebagian masih menunggu jemputan," jelasnya, dikutip dari Tribun Flores.
Sama seperti yang diungkapkan Ignasius, Suster Marieta juga menyebutkan, erupsi berlangsung tiba-tiba dan tanpa ada tanda-tanda.
"Kami tidak sangka akan terjadi karena beberapa hari ini kan intensitas erupsi menurun, sehingga kami pun pikir aman-aman saja, tahu-tahunya tadi malam dia meletus," terangnya.
Ia mengatakan, hujan abu dan batu serta pijaran api berjatuhan sepanjang jalan. Dari dalam mobil, mereka melihat benda-benda tersebut menghantam bangunan, pohon, dan lainnya.
Marieta menuturkan, sebagian anak-anak sempat terkena batu. Untungnya, kondisi mereka baik-baik saja.
ANTARA FOTO/Mega Tokan Warga mengendarai sepeda motor dengan latar belakang erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/11/2024). PVMBG menyatakan Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi pada Kamis (7/11) pukul 10.48 WITA dengan tinggi kolom abu teramati 5.000 m di atas puncak. ANTARA FOTO/Mega Tokan/sgd/tom.
Mengenai kejadian pada Minggu malam, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Hadi Wijaya mengungkapkan, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami letusan eksplosif.
Ia menjelaskan, erupsi eksplosif adalah jenis erupsi yang menimbulkan ledakan kuat disertai lontaran material vulkanik padat, cair, hingga gas.
"Itu sampai ada lava pijar dan batu pijar berukuran besar. Itu di luar prediksi kami semua," bebernya di Desa Bokang, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Selasa.
Hadi menerangkan, PVMBG tidak bisa memprediksi kapan terjadinya letusan.
"Kalau ditanya apakah dua hari, tiga hari atau seminggu kami tidak bisa (prediksi)," paparnya.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki mengakibatkan sembilan orang meninggal dan merusak 2.384 rumah.
Sumber Kompas.com (Penulis Serafinus Sandi Hayon Jehadu | Editor Andi Hartik, Dita Angga Rusiana, Aloysius Gonsaga AE)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunFlores.com dengan judul Cerita Suster Marieta Detik-detik Gunung Lewotobi Meletus, Biara dan Asrama Diterjang Batu Besar