Beda Hasil Survei Indikator dan VoxPol, Imam Budi: Rekam Jejak Akan Menilai
DEPOK, KOMPAS.com – Calon Wali Kota Depok nomor urut 1, Imam Budi Hartono, menanggapi perbedaan hasil survei elektabilitas dari dua lembaga, yakni Indikator Politik Indonesia dan VoxPol, untuk Pilkada Depok 2024.
“Rekam jejak pasti orang akan menilai, warga Depok akan menilai, pemimpin mana yang lebih mereka pilih, kan begitu,” ujar Imam saat dikonfirmasi, Selasa (19/11/2024).
Imam meyakini pengalaman panjangnya sebagai pejabat pemerintah sejak 1999 menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan rivalnya.
“Alhamdulillah, kalau saya berkiprahnya sejak tahun 1999 sampai hari ini, sementara yang di sebelah kan kiprahnya baru muncul saat ini ya,” tambah Imam.
Imam menganggap perbedaan hasil survei tidak menjadi persoalan serius, karena margin of error yang dapat memengaruhi akurasi hasil.
“Kita lihat margin error-nya berapa, kan gitu. Margin error-nya misalkan empat persen, berarti yang di atas bisa turun ke bawah, yang bawah bisa naik ke atas,” jelas Imam.
Meski demikian, ia tetap fokus memanfaatkan delapan hari tersisa dalam masa kampanye untuk mendekati pemilih.
Sebagai informasi, Indikator Politik Indonesia dan VoxPol merilis hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota Depok dengan waktu survei berdekatan.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 4-9 November 2024 dan menunjukkan paslon nomor urut 2, Supian Suri-Chandra Rahmanysah, unggul dengan elektabilitas 49,5 persen.
Sementara paslon nomor urut 1, Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq, memperoleh 46,6 persen.
Di sisi lain, survei VoxPol yang dilakukan pada 2-11 November 2024 menunjukkan hasil sebaliknya. Imam-Ririn unggul dengan elektabilitas 50,3 persen, sementara Supian-Chandra hanya meraih 40,3 persen.