Bela Budi Arie soal Skandal Judi Online di Komdigi, Projo: Keterlibatannya Jauh Panggang dari Api

Bela Budi Arie soal Skandal Judi Online di Komdigi, Projo: Keterlibatannya Jauh Panggang dari Api

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP relawan Pro Jokowi (Projo), Handoko, membela Ketua Umum mereka, Budi Arie Setiadi, terkait namanya yang terseret dalam kasus judi online melibatkan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Handoko menilai bahwa penilaian keterlibatan Budi Arie dalam skandal ini hanya sekadar framing yang dibuat-buat.

"Kini, nama Budi Arie dikaitkan dan diframing dengan aktivitas ‘haram’ yang sebenarnya jauh panggang dari api," ujar Handoko saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/11/2024).

Selama menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie disebut justru konsisten dalam upaya pemberantasan situs judi online dan mendorong langkah penegakan hukum secara ketat.

"Selama 15 bulan menjadi Menkominfo, beliau sangat konsisten memberantas judi online sesuai kewenangannya," kata Handoko.

Handoko mengungkapkan, sejak awal menjabat pada 17 Juli 2023, Budi Arie menghadapi berbagai tantangan internal di Kominfo, salah satunya adalah kekurangan sumber daya.

Dalam upaya mengatasi hal tersebut, Budi Arie melakukan perekrutan petugas tambahan di bawah direktorat pengendalian, yang direkrut dari kalangan non-pegawai Kominfo.

"Puluhan calon diseleksi oleh Direktorat Pengendalian. Tim awalnya hanya mampu melakukan takedown 10.000 situs per hari, jelas jauh dari memadai untuk memenuhi target pemberantasan judi online," kata Handoko.

Namun, Handoko menilai bahwa isu ini muncul bersamaan dengan adanya pengkhianatan dari beberapa pegawai di Kominfo, salah satunya AK yang justru terlibat dalam praktik perlindungan situs judi.

"Menteri Budi Arie justru menjadi korban pengkhianatan yang dilakukan pegawai Komdigi," ucap Handoko.

Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya sebelumnya mengungkap sindikat judi online yang melibatkan sejumlah pegawai Komdigi.

Dari 15 orang yang ditangkap, 11 di antaranya merupakan pegawai Komdigi, sebuah kementerian yang memiliki kewenangan untuk memblokir situs judi online.

Namun, para pegawai Komdigi itu justru memanfaatkan kewenangan tersebut untuk melindungi ribuan situs judi online demi keuntungan pribadi.

Situs judi online yang dilindungi oleh pegawai Komdigi ini beroperasi dari sebuah kantor satelit yang berlokasi di Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Berdasarkan penyelidikan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, kantor satelit tersebut berfungsi untuk "membina" dan melindungi situs-situs judi online di Indonesia.

Di antara tersangka yang ditangkap, AK, AJ, dan A, diketahui memiliki peran penting sebagai pengelola kantor satelit tersebut.

Bahkan, AK, salah satu pegawai yang terlibat, memiliki sejarah karier yang penuh tanda tanya.

Pada akhir 2023, AK dinyatakan gagal lulus seleksi untuk posisi tenaga pendukung teknis pemblokiran konten negatif di Komdigi, yang kala itu masih bernama Kominfo.

Namun, AK tetap diterima dan bahkan langsung diberi kewenangan untuk mengatur pemblokiran situs judi daring tersebut.

Sumber