Belajar dari Maret Kelabu, Palangka Raya Antisipasi Banjir Susulan Bulan Ini

PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengeluarkan peringatan waspada bencana banjir untuk masyarakat yang bermukim di pinggir sungai dan wilayah dataran rendah di kota setempat.
Pasalnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, cuaca ekstrem yang melanda wilayah Palangka Raya dan sekitarnya berpotensi terjadi hingga pertengahan April mendatang.
Antisipasi dan kewaspadaan perlu ditingkatkan, mengingat pada Maret lalu terjadi banjir besar yang menyebabkan lebih dari 21.000 rumah terendam.
Kepala BPBD Palangka Raya, Hendrikus Satriya Budi menjelaskan, masyarakat pada daerah rawan banjir perlu waspada akan dampak cuaca ekstrem yang masih berpotensi melanda Kota Palangka Raya sepekan hingga dua pekan ke depan.
“Warga di sepanjang bantaran sungai perlu mewaspadai potensi banjir kiriman yang masih mengancam daerah setempat,” ujar Budi kepada Kompas.com saat dihubungi, Rabu (9/4/2025).
Budi menjelaskan, seiring dengan meningkatnya curah hujan dari daerah banjir, kenaikan debit air di Sungai Kahayan yang melintasi Kota Palangka Raya berpotensi terjadi, sehingga menyebabkan sejumlah wilayah berpotensi besar mengalami banjir.
“Kami meminta warga tetap waspada, jangan lupa untuk selalu mengamankan keluarga dan barang-barang berharga,” tuturnya.
Menurut Budi, kenaikan debit air di Sungai Kahayan terjadi lantaran sejumlah wilayah Kalteng yang menjadi titik hulu sungai mulai diguyur hujan lebat. Keadaan tersebut dapat diperparah dengan lebatnya hujan di kota setempat.
“Seperti yang terjadi pada Maret kemarin, banjir akibat luapan sungai besar yang melintasi Palangka Raya menyebabkan 21.097 rumah warga dari 6.852 KK terdampak banjir,” kata Budi.
Saat itu, lebih banyak warga yang memilih tetap diam di kediaman masing-masing.
Budi pun mengingatkan, masyarakat harus terus mewaspadai anomali cuaca yang ada.
Sebab, anomali cuaca berpotensi mendatangkan bencana seperti banjir, terutama untuk daerah rawan seperti di bantaran sungai,” imbuhnya.
BPBD Palangka Raya terus melakukan pemantauan secara berkala di lokasi-lokasi titik pantau sebagai bentuk antisipasi meluasnya dampak luapan sungai. Hal itu juga dilakukan untuk memetakan potensi ancaman banjir serta menyiapkan lokasi strategis untuk evakuasi warga.
“Masyarakat sendiri, khususnya yang bermukim di bantaran sungai atau dataran rendah, diharapkan tidak meletakkan barang elektronik di lantai, karena aliran listrik berbahaya jika kemudian banjir datang tiba-tiba,” tegasnya.