Benjamin Netanyahu: Israel Ingin Capai Perjanjian Damai dengan Negara-negara Arab
TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan keinginannya untuk mencapai perjanjian damai dengan lebih banyak negara Arab.
Menurutnya, harapan itu ingin dia capai setelah perang melawan proksi Iran yakni Hamas dan Hizbullah selesai.
Hal itu dia ungkapkan dalam pidatonya di parlemen Israel pada Senin (28/10/2024).
"Sehari setelah Hamas tidak lagi menguasai Gaza dan Hizbullah tidak lagi berada di perbatasan utara, kami sedang mengerjakan rencana untuk menstabilkan kedua front tersebut. Namun, hari berikutnya mencakup sesuatu yang sangat penting," kata Netanyahu, sebagaiman diberitakan Reuters pada Selasa (29/10/2024).
Netanyahu bercita-cita untuk melanjutkan proses yang dia pimpin beberapa tahun lalu dalam penandatanganan Perjanjian Abraham yang bersejarah, dan mencapai perdamaian dengan lebih banyak negara Arab.
Diketahui, Israel di bawah perjanjian 2020 yang ditengahi AS, menormalisasi hubungan dengan empat negara Arab yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan.
Sejak saat itu, Israel dengan dukungan AS telah berupaya untuk juga mengikutsertakan negara-negara lain, khususnya Arab Saudi.
Namun, Riyadh mengatakan tidak akan mengakui Israel tanpa pembentukan negara Palestina.
"Negara-negara ini, dan negara-negara lain, melihat dengan jelas pukulan yang kami berikan kepada mereka yang menyerang kami, poros kejahatan Iran," katanya.
"Mereka bercita-cita seperti kami, yakni untuk Timur Tengah yang stabil, aman, dan makmur," harap Benjamin Netanyahu.