Beragam Jurus China Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5% pada Tahun Ular Kayu 2025
Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China akan meningkatkan dukungan fiskal untuk konsumsi tahun depan dengan menaikkan pensiun dan subsidi asuransi kesehatan memperluas perdagangan barang-barang konsumen, hingga menarik utang dalam jumlah besar.
Mengutip Reuters pada Selasa (24/12/2024), Kementerian Keuangan China menuturkan akan meningkatkan pensiun dasar bagi para pensiunan dan penduduk perkotaan dan pedesaan.
China juga akan menaikkan standar subsidi keuangan untuk asuransi kesehatan penduduk perkotaan dan pedesaan untuk membantu "secara aktif" menggenjot konsumsi.
Selain itu, pemerintah juga akan mengintensifkan dukungan untuk perdagangan barang konsumsi dan memperluas investasi yang efektif serta mendorong lebih banyak investasi sosial melalui investasi pemerintah, kata kementerian tersebut.
Langkah-langkah tersebut akan meningkatkan mata pencaharian masyarakat dan sistem kebijakan untuk mendukung pertumbuhan populasi serta memperkuat jaringan jaminan sosial dan sistem perawatan kesehatan, katanya.
Pengeluaran fiskal akan meningkatkan kemampuan inovasi teknologi dan sepenuhnya mendukung penelitian dan pengembangan teknologi inti utama serta mempromosikan peningkatan industri, tambah kementerian tersebut.
Sebelumnya, para pemimpin China sepakat untuk menaikkan defisit anggaran menjadi 4% dari produk domestik bruto tahun depan, yang merupakan angka tertinggi yang pernah tercatat, sambil mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5%.
Selain itu, pemerintah China juga disebut telah sepakat untuk menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 3 triliun yuan atau US$411 miliar tahun depan, berdasarkan informasi dari dua sumber yang dikutip dari Reuters.
Rencana tersebut akan menjadi jumlah tertinggi yang pernah tercatat, karena Beijing meningkatkan stimulus fiskal untuk menghidupkan kembali ekonomi yang sedang terpuruk.
Rencana penerbitan utang negara pada 2025 akan menjadi peningkatan tajam dari 1 triliun yuan tahun ini. Rencana tersebut muncul saat Beijing bersiap untuk meredakan dampak dari perkiraan kenaikan tarif AS atas impor China ketika Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025.
Perbesar
Hasil penjualan akan ditargetkan untuk meningkatkan konsumsi melalui program subsidi, peningkatan peralatan oleh bisnis, dan pendanaan investasi di sektor-sektor maju yang didorong oleh inovasi, di antara inisiatif-inisiatif lainnya, kata sumber-sumber tersebut.
Sumber-sumber tersebut, yang mengetahui diskusi tersebut, menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.
Kantor Informasi Dewan Negara, yang menangani pertanyaan media atas nama pemerintah, kementerian keuangan, dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), tidak segera menanggapi kabar ini.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah China bertenor 10 tahun dan 30 tahun naik masing-masing 1 basis poin (bp) dan 2 bps, setelah berita tersebut.
Penerbitan obligasi pemerintah khusus yang direncanakan tahun depan akan menjadi yang terbesar yang pernah tercatat dan menggarisbawahi keinginan Beijing untuk semakin berutang untuk melawan kekuatan deflasi di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
China pada umumnya tidak memasukkan obligasi khusus ultra-panjang dalam rencana anggaran tahunannya. Hal ini karena pemerintah China menganggap instrumen tersebut sebagai langkah luar biasa untuk meningkatkan hasil bagi proyek-proyek tertentu atau tujuan kebijakan sesuai kebutuhan.
Sebagai bagian dari rencana tahun depan, sekitar 1,3 triliun yuan yang akan dihimpun melalui obligasi pemerintah khusus jangka panjang akan mendanai "dua program utama" dan "dua program baru", kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Inisiatif baru tersebut terdiri dari program subsidi untuk barang tahan lama, di mana konsumen dapat menukar mobil atau peralatan lama dan membeli yang baru dengan harga diskon. Sementara itu, program terpisah juga akan mensubsidi peningkatan peralatan skala besar untuk bisnis.
Program utama mengacu pada proyek yang menerapkan strategi nasional seperti pembangunan rel kereta api, bandara, dan lahan pertanian serta membangun kapasitas keamanan di area-area utama, menurut dokumen resmi.