[BERITA FOTO] Pagar Laut Bekasi: Proyek Legal untuk Alur Pelabuhan, tapi Bikin Nelayan Resah
BEKASI, KOMPAS.com - Kemunculan pagar laut di wilayah perairan Bekasi sempat membuat geger lantaran sebelumnya sudah ada pagar laut misterius di wilayah perairan Kabupaten Tangerang, Banten.
Pagar itu membentang sepanjang delapan kilometer di laut. Ribuan batang bambu disusun rapi di dua sudut wilayah Tarumajaya.
Deretan bambu tersebut menopang gundukan tanah yang membentuk garis panjang menyerupai tanggul, dengan hamparan perairan di tengahnya mirip dengan sungai.
ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com Seorang nelayan tengah melintas di sekitar pembangunan alur pelabuhan di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Beberapa ekskavator beroperasi siang dan malam untuk mengeruk tanah di dasar laut dan memasukkannya di antara sekat bambu tersebut.
Usut punya usut, pembangunan pagar itu tidaklah ilegal. Tujuannya untuk membangun alur pelabuhan yang memudahkan kapal nelayan bersandar.
Pembangunan pagar laut di Bekasi ini merupakan hasil perjanjian kerja sama antara Pemprov Jawa Barat dengan PT Tunas Ruang Pelabuhan Nusantara (TRPN) pada Juni 2023 dan PT Mega Agung Nusantara (MAN).
ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com Deretan bambu menopang tanah galian untuk dijadikan sebagai tanggul atau alur pelabuhan di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025).
PT TRPN mengerjakan pembuatan alur pelabuhan pada sisi kiri. Sementara sisi kanan dikerjakan oleh PT Mega Agung Nusantara (MAN).
Ribuan pagar bambu yang terpancang secara presisi di dua sudut di perairan Kampung Paljaya telah ada sejak enam bulan terakhir.
Namun, sejak itu pula, hasil tangkapan nelayan setempat menurun drastis.
ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com Rodin (41), seorang nelayan asal Kampung Paljaya yang mengaku hasil tangkapannya menurun drastis sejak pagar misterius itu berdiri
Nelayan bernama Rodin (41) mengaku membawa pulang 40 kilogram ikan berbagai jenis setiap harinya, sebelum keberadaan pagar tersebut.
Namun, sejak pagar yang mirip tanggul itu membentang lima kilometer ke tengah laut, hasil tangkapannya kini paling banyak 5 kilogram.
"Tadinya masih dapat Rp 450.000. (Sekarang) paling dapat cepek (Rp 100.000), buat bensin doang, buat bahan bakar doang," kata Rodin saat ditemui Kompas.com di sela waktu istirahatnya, Selasa (14/1/2025).
ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com Deretan ribuan bambu terpancang di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025). Bambu ini untuk pembangunan alur pelabuhan.
Rodin meyakini pendapatannya yang anjlok itu karena keberadaan pagar misterius di laut Bekasi.
Sebab, keberadaan pagar itu membuat ikan yang berada di pinggir perairan kini menjauh.
ACHMAD NASRUDIN YAHYA/KOMPAS.com Bentangan alur pelabuhan di dua sudut di perairan Kampung Paljaya, Desa Segara Jaya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berada tak jauh dari sebuah perusahaan.
Di sisi lain, dia dan nelayan lainnya merasa tersekat.
Sebab, bentangan pagar di dua sisi sepanjang lima kilometer itu membuat nelayan tak bisa leluasa mencari ikan di pinggir perairan.
Mereka harus keluar dari pagar alur pelabuhan terlebih dahulu di tengah lautan agar bisa menangkap ikan.