Bertemu Dharma Pongrekun, Pedagang Kopi Keliling Curhat Sering Diusir Satpol PP

Bertemu Dharma Pongrekun, Pedagang Kopi Keliling Curhat Sering Diusir Satpol PP

JAKARTA, KOMPAS.com – Pedagang kopi keliling mengeluh sering dikejar-kejar Satpol PP kepada calon gubernur Jakarta nomor urut 2 Dharma Pongrekun.

Para pedagang menyampaikan ketidakadilan yang mereka rasakan saat berusaha mengubah nasib.

Keluhan ini diungkapkan oleh salah satu warga yang juga pedagang ketika Dharma blusukan ke kampung pedagang kopi keliling di Senen, Jakarta Pusat, pada Jumat (1/11/2024).

"Ya, kadang kalau begini diusir-usir (oleh Satpol PP). Sebenarnya, kita juga enggak ngerti. Namanya kita usaha, kadang-kadang gitu," ujar salah seorang warga.

Ketika Dharma datang, pria ini tengah berada di atas sepedanya. Melihat rombongan Dharma mendekat, warga ini berhenti dan menepi sejenak.

Dharma tiba di lokasi sekitar pukul 14.19 WIB. Mengenakan jaket dan kaus hitam bergambar dirinya dan Kun Wardhana Abyoto, Dharma masuk ke kampung penjual yang akrab dipanggil “starling” ini.

Pukul 14.27 WIB, Dharma menghampiri pedagang starling yang kemudian menceritakan keluh kesahnya. Dharma terlihat menyimak cerita tersebut dengan saksama, meskipun mantan polisi ini lupa menanyakan nama warga yang diajak bicara.

"Kadang-kadang main langsung angkut saja. Itu yang agak bagaimana gitu. Kalau cuma ngusir, enggak apa-apa ya, maaf ya, (kalau) Satpol PP (bilang begitu) kan kita ngerti juga," keluh pedagang starling tersebut.

Sambil merangkul pundak pria bertopi jeans itu, Dharma berjanji akan memperbaiki tata kelola Satpol PP dan seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Satpol PP itu di bawah Pemprov, sehingga seluruh Pemprov DKI harus dihuni oleh orang-orang yang beradab agar rakyat yang diperjuangkan, bukan pejabat yang memperjuangkan kepentingan kelompok," kata Dharma.

Dharma menegaskan, warga Jakarta, siapa pun mereka, tidak boleh dilukai hatinya, terutama mereka dari kalangan ekonomi kelas bawah.

Menurutnya, masyarakat sudah kesulitan memperoleh kehidupan yang layak, sehingga sangat menyedihkan jika diperlakukan tidak baik hingga melukai hati mereka.

"Bayangkan kalau orangtua kita mencari nafkah seperti ini, apa yang bisa diperoleh? Kehidupan layak ini berat. Di samping urusan perut terganggu, apalagi yang mereka bisa rasakan selain luka hatinya. Jangan lukai hati rakyat," lanjut Dharma.

Setelah mengucapkan janji tersebut, Dharma berpamitan dengan pedagang bertopi jeans. Satu kaos dan topi bergambar pasangan Dharma dan Kun Wardhana dibawa oleh pedagang yang kemudian mengayuh sepedanya tanpa menyebutkan namanya.

Tahapan Pilkada memasuki masa kampanye pada 25 September hingga 23 November 2024. Masa tenang akan berlangsung pada 24-26 November 2024, sebelum pemungutan suara pada 27 November 2024 yang akan digelar serentak di seluruh Indonesia.

Sumber