Bill Clinton Dikecam Usai Pernyataan Kontroversial soal Pembunuhan Sipil di Gaza
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton mendapat reaksi keras dari komunitas Arab dan Muslim di AS setelah ia mengatakan bahwa Israel “dipaksa” untuk membunuh warga sipil di Gaza.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam rapat umum calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, di Michigan pada 31 Oktober 2024.
“Hamas memastikan mereka terlindungi. Mereka akan memaksa Anda membunuh warga sipil jika Anda ingin membela diri," kata Clinton, seperti dikutip Al Jazeera.
Komentarnya tersebut memicu kemarahan, terutama mengingat lebih dari 43.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak perang dimulai.
Dalam konteks yang lebih luas, Clinton juga mengeklaim bahwa orang Israel adalah yang “pertama” di Tanah Suci, mengabaikan sejarah panjang penduduk Palestina.
“Saya mendapat berita untuk Hamas bahwa Israel sudah ada di sana lebih dulu, sebelum agama mereka ada,” katanya.
Pernyataan Clinton dikecam oleh pemimpin komunitas Arab dan Muslim di AS.
Abdullah Hammoud, wali kota Dearborn, mengatakan pernyataan Clinton membuat frustrasi.
Dia menambahkan bahwa ini tidak membantu posisi Demokrat di kalangan pemilih Arab-Amerika.
Yousef Munayyer dari Arab Center Washington DC menyebut pernyataan Clinton kontraproduktif,.
Sementara Robert S McCaw dari Council on American-Islamic Relations menilai upaya Clinton untuk membenarkan serangan Israel sebagai “menghina” dan “Islamofobia.”
Ketidakpuasan ini mencerminkan pergeseran dukungan dalam komunitas Arab-Amerika.
Banyak yang berpaling dari Partai Demokrat karena kebijakan luar negeri yang dianggap terlalu mendukung Israel selama konflik di Gaza dan Lebanon.