Biskita Transpakuan Kota Bogor Koridor 5 dan 6 Ditiadakan mulai 2025

Biskita Transpakuan Kota Bogor Koridor 5 dan 6 Ditiadakan mulai 2025

BOGOR, KOMPAS.com – Dua koridor Biskita Transpakuan Bogor, yakni koridor 5 (Ciparigi-Stasiun Bogor) dan koridor 6 (Parung Banteng-Air Mancur) tidak akan beroperasi mulai tahun 2025.

Dua jalur tersebut ditiadakan mengingat Biskita Transpakuan tidak lagi mendapat subsidi dari pemerintah pusat. Sehingga, pendanaan sepenuhnya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor.

“2025 menyesuaikan ketersediaan anggaran. Jika ada pengurangan koridor, maka koridor dengan load factor atau tingkat keterisiannya yang paling rendah yang akan dikurangi, seperti koridor 5 dan 6,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Marse Hendra Saputra saat dihubungi, Kamis (5/12/2024).

Sementara, Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari mengatakan, pada 2025, Biskita Transpakuan hanya akan melayani dua koridor dengan tingkat keterisian atau load factor tertinggi, yaitu koridor 1 (Terminal Bubulak-Cidangiang) dan koridor 2 (Terminal Bubulak-Baranangsiang-Ciawi).

"Koridor yang dipertahankan adalah yang paling tinggi tingkat keterisiannya dan secara ekonomi paling memungkinkan," ujar dia.

Berdasarkan data Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan pada September 2024, koridor 1 mencatatkan load factor sebesar 65,23 persen, sementara koridor2 melampaui target dengan angka 111,89 persen.

Sebaliknya, koridor 5 hanya mencatat keterisian 49,67 persen, sedangkan koridor 6 hanya 23,65 persen.

Untuk memastikan keberlanjutan koridor 1 dan 2 Biskita Transpakuan, DPRD Kota Bogor mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 miliar dari APBD 2025.

Dana ini akan digunakan dengan skema buy the service (BTS), seperti yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.

Sementara, merespons rencana peniadaan dua jalur Biskita Transpakuan, salah seorang warga Kota Bogor bernama Fikri (27) mengaku sangat menyayangkan penghapusan koridor 5. Sebab, ia tinggal di wilayah yang tidak terjangkau oleh angkutan umum.

“Sudah hampir setahun saya kalau berangkat kerja naik Transpakuan dari rumah, tapi kalau isunya bakal ditutup, mau tidak mau saya bawa kendaraan pribadi lagi dan menitipkan motor di stasiun, bayar lagi,” kata dia.

Sumber