Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025: Sinergi Demi Pertumbuhan Ekonomi RI
Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group Hariyadi Sukamdani menilai pentingnya sinergi dan kerja sama dari semua pihak untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di 2025.
Hariyadi menyampaikan, pemerintah perlu terus melanjutkan reformasi struktural untuk memperbaiki iklim investasi, memperkuat daya saing industri, serta tingkatkan kualitas sumber daya alam.
“Dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tentu diperlukan sinergi dan kerja sama dari kita semua,” kata Hariyadi dalam Bisnis Indonesia Economy Outlook 2025 di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Menurutnya, kebijakan fiskal perlu diarahkan untuk mendukung sektor-sektor prioritas serta memperluas perlindungan bagi kelompok rentan.
Sementara itu, terkait kebijakan moneter, Hariyadi menilai pemerintah perlu menjaga stabilitas di tengah ketidakpastian global sembari membuka peluang intermediasi dan pembiayaan dunia usaha.
Dia juga melihat perlunya dukungan untuk mendorong sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkatkan nilai tambah produk dan meningkatkan daya saing agar Indonesia dapat berkompetisi di pasar global maupun domestik.
“….mengembangkan sektor-sektor unggulan baru serta mengadopsi teknologi dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Di sisi lain, Hariyadi menyebut bahwa pihak swasta berperan penting dalam mendukung pemerintah mencapai target penurunan emisi karbon serta transisi menuju ekonomi hijau.
Tidak kalah pentingnya, transformasi digital dinilai perlu dipercepat guna mendorong inklusi keuangan, mempercepat akses pasar, baik bagi UMKM serta meningkatkan efisiensi di berbagai sektor. Dengan demikian, berkembangnya keuangan digital dapat menciptakan sumber-sumber pertumbuhan baru yang lebih inklusif dan inovatif.
Hariyadi mengharapkan, adanya Bisnis Indonesia Economy Outlook 2025 dapat menjadi ajang bertukar pikiran yang produktif untuk membangun berbagai isu tersebut.
“Dengan membangun pemahaman dan persepsi yang positif, kita berharap dapat memupuk optimisme bagi investor dan dunia usaha serta mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan ekonomi,” pungkasnya.