BKSDA Catat Ada 2 Paus Ditemukan Terdampar di Pantai NTT Selama 2024

BKSDA Catat Ada 2 Paus Ditemukan Terdampar di Pantai NTT Selama 2024

KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat dua kasus paus terdampar di pantai sepanjang tahun 2024.

Terbaru, seekor paus ditemukan terdampar di Teluk Labuan Kelambu, Desa Sambinasi Tengah, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Minggu (8/12/2024).

Kepala Balai Besar KSDA NTT, Arief Mahmud, menjelaskan bahwa penemuan paus tersebut dilaporkan Ansari Ashar, seorang nelayan asal Dusun Ruki, kepada petugas Resor Konservasi Wilayah Riung melalui pesan WhatsApp pada pukul 13.00 Wita.

Petugas resor segera berkoordinasi dengan Kepolisian Sektor Riung dan berangkat ke lokasi pelaporan.

"Paus yang terdampar memiliki panjang sekitar 15 meter dan masih dalam kondisi hidup. Terdapat sekitar 30 luka berbentuk bulatan dengan ukuran yang hampir sama di sepanjang punggung paus," ungkap Arief dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (11/12/2024).

Arief juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, termasuk dokter hewan, aparat Polri, TNI, dinas terkait, pemerintah desa, kecamatan, serta masyarakat yang telah bekerja sama dalam proses penyelamatan paus terdampar.

Selain di Teluk Labuan Kelambu, kejadian paus terdampar di Provinsi NTT juga terjadi di Pantai Pindu Hurani, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur pada awal November 2024.

Berbeda dengan yang terjadi di Ngada, paus yang terdampar di Sumba Timur ini dalam kondisi mati.

"Jika dalam kondisi mati dan berada di daratan, sulit untuk dipindahkan. Untuk menghindari penyebaran penyakit akibat pembusukan, paus dapat dikubur atau dibakar jika tidak memungkinkan untuk dikubur," ujarnya.

BKSDA NTT mengimbau kepada masyarakat untuk segera melapor jika menemukan paus terdampar.

"Hal ini penting agar dapat segera dilakukan upaya penyelamatan jika satwa yang ditemukan dalam keadaan hidup."

"Penanganan terhadap bangkai yang sudah mati atau membusuk juga perlu diperhatikan, mengingat satwa liar dapat menjadi sumber penularan virus dan bakteri berbahaya bagi manusia," tutup Arief.

Sumber