BMKG Laksanakan Modifikasi Cuaca di 4 Provinsi untuk Antisipasi Banjir
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan pelaksanaan operasi modifikasi cuaca di empat provinsi sebagai upaya mengantisipasi dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun 2024.
Prakirawan BMKG Idhan Abu Bakar menyampaikan bahwa operasi modifikasi cuaca telah dimulai di wilayah Jawa Barat dan Banten pada Rabu (11/12/2024).
Sementara itu, untuk DKI Jakarta, operasi ini dijadwalkan berlangsung pada Kamis (12/12/2024).
“Saat ini yang bisa saya laporkan bahwa ada 4 provinsi yang sedang dilakukan untuk modifikasi cuaca. Yang pertama itu untuk DKI Jakarta, itu akan dimulai di esok hari, di tanggal 12. Sedangkan wilayah Banten dan juga Jawa Barat ini sudah berlangsung hari ini,” ujar Idhan dalam program Obrolan News Room Kompas.com.
Selain di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, Idhan juga menyebutkan bahwa operasi modifikasi cuaca dilaksanakan di wilayah Jawa Tengah.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi intensitas hujan dan mencegah terjadinya banjir.
“Mungkin saya bisa jelaskan kalau untuk operasi modifikasi cuaca ini, pada dasarnya dilakukan untuk wilayah yang memiliki potensi hujan tinggi dan risiko banjir. Maka dilakukan operasi modifikasi cuaca agar hujan tidak jatuh di daratan, seperti biasanya akan dilakukan di laut. Mungkin itu salah satu upaya yang dilakukan oleh BMKG saat ini,” tambahnya.
“Maka dilakukan operasi modifikasi cuaca biar hujannya itu tidak jatuh di daratan, seperti biasanya akan dilakukan di laut. Mungkin itu salah satu upaya yang dilakukan oleh BMKG saat ini,” sambungnya.
Idhan menjelaskan bahwa periode Desember 2024 hingga Februari 2025 merupakan puncak musim hujan, yang berpotensi mengakibatkan hujan lebat dengan durasi panjang di sebagian besar wilayah Indonesia.
“Setiap tahun, untuk periode Desember hingga Januari-Februari, akan ada banyak sekali fenomena bencana hidrometeorologi,” kata Idhan.
Untuk itu, BMKG menekankan perlunya upaya mitigasi terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat hujan deras yang mungkin terjadi.
Sebelumnya, BMKG juga mengumumkan perpanjangan status peringatan dini cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2024.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa status peringatan dini yang awalnya berakhir pada 8 Desember 2024 diperpanjang akibat meningkatnya curah hujan.
“Jadi status saat ini peringatan dini, sebelumnya kan sampai 8 Desember 2024. Ini ada perpanjangan, mohon maaf karena justru yang semakin meningkat. Jadi akan berlanjut tanggal 15 Desember 2024, terutama yang perlu diwaspadai,” jelas Dwikorita di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Dwikorita memperkirakan puncak cuaca ekstrem akan terjadi pada 15 Desember 2024 dan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dampak cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.
“Menjelang tanggal 15 Desember, curah hujan akan meningkat secara bertahap, dan puncaknya bisa mencapai 100 milimeter per hari. Oleh karena itu, perlu diwaspadai,” tutup Dwikorita.