BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca Cegah Banjir di Jabodetabek Awal 2025

BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca Cegah Banjir di Jabodetabek Awal 2025

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Operasi ini rencananya akan dilaksanakan awal bulan ini hingga awal Januari 2025.

Kepala BNPB Letjen Suharyanto menyatakan bahwa operasi ini telah rutin dilaksanakan dalam beberapa waktu terakhir untuk wilayah Jakarta.

Suharyanto menambahkan bahwa operasi modifikasi cuaca akan diintensifkan di Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Banten, yang berbatasan dengan Jakarta.

"Operasi modifikasi cuaca meskipun pemerintah DKI juga sudah melaksanakan, BNPB memperkuat termasuk yang di provinsi Jawa Barat dan di provinsi Banten. Nah langkah-langkah ini juga kita harapkan bisa mengurangi jumlah hujan yang turun sangat ekstrem," ujarnya di Kantor Kemenko PMK pada Selasa (10/12/2024).

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menambahkan bahwa operasi modifikasi cuaca di wilayah Jabodetabek akan dilakukan secara bertahap bersama dengan BMKG dan BNPB.

"Kami bersama-sama dengan BMKG, dengan BNPB lakukan modifikasi cuaca sebagaimana yang sudah kami lakukan pada 7, 8, 9 Desember. Insya Allah akan kami lakukan secara bertahap sampai dengan awal tahun 2025," jelasnya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menambahkan, operasi modifikasi cuaca tidak akan menyebabkan wilayah di luar Jabodetabek dilanda hujan deras dan terdampak banjir.

Sebab, operasi yang akan dilakukan ini adalah mempercepat proses pembentukan awan dan mengupayakan hujan turun terlebih dahulu di wilayah laut. Dengan begitu, intensitas hujan yang turun di daratan akan berkurang.

"Kami BMKG bersama BNPB akan terus berupaya dengan modifikasi cuaca. Namun jangan khawatir akan membanjiri wilayah lain, karena sesungguhnya yang dimodifikasi itu adalah awan-awan yang masih di laut yang belum sempat masuk ke daratan," tuturnya.

Sebelumnya, Kemenko PMK bersama BMKG, BNPB, Basarnas, dan pemerintah daerah Jabodetabek telah menggelar rapat kerja untuk membahas penanganan cuaca ekstrem pada akhir 2024.

Dalam rapat tersebut, pemerintah sepakat untuk melaksanakan modifikasi cuaca di wilayah Jabodetabek guna mengurangi curah hujan dan mencegah banjir.

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tingginya intensitas hujan di Jabodetabek pada periode Desember 2024 hingga awal Januari 2025.

Berdasarkan laporan BMKG, curah hujan yang sangat tinggi terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pratikno, dalam rapat tersebut, menyebutkan bahwa modifikasi cuaca mampu mengurangi curah hujan berlebihan yang berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi, termasuk banjir.

"Jadi modifikasi ini akan mengurangi curah hujan yang berlebihan. Tidak bisa meniadakan, tidak mungkin, tapi mengurangi dan itu mengurangi beban terhadap infrastruktur air yang ada di wilayah Jabodetabek," kata Pratikno.

Selain itu, pemerintah Jabodetabek juga diminta untuk mengoptimalkan infrastruktur guna mengantisipasi dampak dari hujan deras.

"Yang sudah ada diperbaiki, direnovasi, dioptimalkan baik melalui perawatan infrastruktur, maupun melalui kesiapsiagaan dari petugas teknis yang ada di lapangan. Jangan sampai petugas teknis lengah," jelasnya.

"Yang sudah ada diperbaiki, direnovasi, dioptimalkan baik melalui perawatan infrastruktur, maupun melalui kesiapsiagaan dari petugas teknis yang ada di lapangan. Jangan sampai petugas teknis lengah," pungkasnya.

Sumber