BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jateng 20-22 Januari 2025, Berikut Perinciannya...
SEMARANG, KOMPAS.com – Jawa Tengah diprediksi menghadapi potensi cuaca ekstrem selama tiga hari, mulai 20 hingga 22 Januari 2025.
Fenomena ini disebabkan oleh kombinasi Siklon Tropis Sean di Samudra Hindia dan gelombang Atmosfer Rossby Ekuatorial yang aktif di wilayah Jawa Tengah bagian tengah.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, menjelaskan bahwa Siklon Tropis Sean, yang berada di sebelah barat Australia, memicu pola pertemuan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah.
"Berada di sebelah barat Australia menyebabkan pola pertemuan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah," ungkap Yoga saat diwawancarai pada Senin (20/1/2025).
Selain itu, gelombang Atmosfer Rossby Ekuatorial turut berkontribusi pada aktivitas pembentukan awan konvektif.
Kondisi ini semakin diperkuat dengan kelembapan udara yang tinggi di berbagai ketinggian, memicu pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas.
"Kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas," tambah Yoga.
KOMPAS.COM/Muchamad Dafi Yusuf Kendaraan roda dua banyak yang lewat Jalan Raya Kaligawe Semarang, Jawa Tengah (Jateng) pada Senin (18/3/2024).
Ia menyebutkan, kombinasi kondisi tersebut akan menyebabkan cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang.
"Kondisi labilitas udara yang cenderung labil di wilayah Jawa Tengah juga berpengaruh," katanya.
BMKG mencatat sejumlah wilayah di Jawa Tengah yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem selama tiga hari ke depan.
Berikut rinciannya
Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Temanggung, Kab. Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Kudus, Jepara, Demak, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kab. Tegal, Brebes, dan sekitarnya.
Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Temanggung, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri, Karanganyar, Jepara, Demak, Batang, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kab./Kota Tegal, Brebes, dan sekitarnya.
Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Kab./Kota Magelang, Temanggung, Kab. Semarang, Salatiga, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Jepara, Kendal, Batang, Kab. Pekalongan, Pemalang, Kab. Tegal, Brebes, dan sekitarnya.
Yoga mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat.
"Terutama saat terjadi hujan lebat untuk mengantisipasi dampak yang dapat terjadi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, sambaran petir, dan pohon tumbang," jelasnya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat menghindari aktivitas di luar ruangan saat cuaca buruk terjadi.
"Tetap pantau informasi terkini dari BMKG dan berhati-hati terhadap potensi bahaya yang bisa terjadi," pungkasnya.