BP2MI Ungkap Luar Negeri Minta 1,35 Juta Pekerja, Indonesia Baru Bisa Kirim 297.414 Orang
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Abdul Kadir Karding mengungkapkan, total permintaan pekerja migran dari luar negeri menyentuh angka 1.350.000 pekerja. Tetapi, Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar global tersebut.
“Sebenarnya kita masih belum bisa memenuhi job order pasar luar negeri. Pasar luar negeri itu meminta, memberi kita kesempatan kerja itu sebanyak 1,35 juta job order,” ujar Abdul Karding dalam pertemuan di kantor BP2MI, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (6/1/2025).
Karding menyampaikan, pada tahun 2024, Indonesia telah mengirim 297.414 pekerja migran ke luar negeri. Angka ini memberikan pemasukan devisa hingga Rp 251 triliun atau setara dengan pertumbuhan ekonomi 0,36 persen.
“Itu berdampak terhadap pemasukan devisa dari luar negeri Rp 251 triliun dan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi setara, jadi tidak langsung ya,” katanya.
Karding mengatakan, untuk tahun 2025, BP2MI menargetkan agar Indonesia bisa mengirim 425.000 pekerja migran ke luar negeri.
“Jadi yang pertama, ke depan dari target kita 425.000 itu, mudah-mudahan bisa 500.000 ya tentu kita harus siapkan banyak hal terutama di bahasa, bahasa dan skill,” ujar Karding.
Jika Indonesia bisa mengirimkan 425.000 pekerja migran hingga akhir tahun 2025, menurut dia, hal ini akan berdampak banyak untuk kemungkinan pendapatan devisa negara.
Karding mengungkapkan, pengiriman 425.000 pekerja migran diperkirakan bisa memberikan pemasukan negara hingga Rp 300 triliun atau pertumbuhan ekonomi setara 0,52 persen.
Untuk mendukung penambahan pengiriman pekerja migran Indonesia, BP2MI akan meningkatkan kualitas pembekalan dan persiapan bagi para pekerja migran Indonesia.
Salah satu caranya adalah dengan membangun Balai Vokasi sebagai tempat anak-anak Indonesia diajarkan segala keterampilan yang berkorespondensi dengan pekerjaan mereka kelak.
Rencananya, BP2MI akan membangun 100 Balai Vokasi untuk mempersiapkan pekerja migran Indonesia yang lebih berkualitas.
Pembangunan Balai Vokasi ini akan menggunakan dana bantuan sebesar Rp 45 triliun yang disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat pada Jumat, 3 Januari 2024.
“Alhamdulillah atas perhatian dan komitmen Pak Prabowo, nanti Kementerian ini akan mendapatkan komitmen dari pemerintah untuk dana Rp 45 Triliun,” kata dia.
Karding mengatakan, dana bantuan ini akan digelontorkan dalam tiga tahapan selama lima tahun berjalan dengan masing-masing pencairan senilai Rp 15 triliun.
Dia menyebutkan, dana ini akan digunakan untuk beberapa hal. Tetapi, akan difokuskan untuk membantu para pekerja migran yang hendak berangkat kerja.
“Dana ini untuk salah satunya adalah untuk pekerja migran Indonesia berangkat dan juga untuk pelatihan calon pekerja migran, karena masalah utama selama ini adalah masalah pembiayaan, akses pekerja migran Indonesia terhadap pembiayaan,” ujarnya.