BPBD DKI Pasang Alat Digital Peringatan Dini Banjir di 90 Lokasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI memasang sistem peringatan dini (early warning system/EWS) banjir berbasis digital. Alat digital itu dipasang di 90 lokasi yang rawan banjir sepanjang 2024.
"Pemasangan EWS di sejumlah lokasi rawan banjir di Jakarta dilaksanakan di 90 titik pada 2024," kata Kapusdatin Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohammad Yohan, dilansir Antara, Selasa (12/11/2024). Yohan mengatakan 90 lokasi tersebut tersebar di 69 kelurahan. Alat digital peringatan dini banjir itu dipasang di - Jakarta Pusat sebanyak 3 titik di 3 kelurahan- Jakarta Utara sebanyak 13 titik di 12 kelurahan- Jakarta Barat sebanyak 15 titik di 11 kelurahan- Jakarta Selatan sebanyak 29 titik di 19 kelurahan- Jakarta Timur sebanyak 30 titik di 24 kelurahan
BPBD DKI menargetkan kegiatan pemasangan alat digital peringatan dini banjir ini terus berjalan hingga Desember 2024.
"Data sementara lokasi masih bisa bergeser melihat kondisi lapangan," ujarnya.
Dia menjelaskan EWS memiliki delapan sensor, antara lain untuk mencatat ketinggian air, debit air, kecepatan angin, arah angin, kecepatan aliran, suhu, kelembapan, dan curah hujan.
Peringatan EWS akan masuk (terinput) secara otomatis ke dalam Sistem Informasi Manajemen Bencana (Simba) yang akan terintegrasi dan melengkapi.
Peringatan akan disampaikan melalui media radio, pesan singkat (SMS), dan WhatsApp yang sistemnya terpusat dari kantor serta laman BPBD DKI Jakarta.
Dengan demikian, EWS diharapkan efektif sebagai bentuk mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana banjir.
BPBD DKI sebelumnya sudah memasang sistem peringatan dini bencana berbasis digital (disaster warning system/DWS) yang berbentuk seperti pengeras suara sebagai alat penyampai informasi kepada warga di daerah rawan banjir.
"Yang sudah terpasang dari tahun 2021 DWS," kata Komandan Peleton BPBD Jakarta Selatan (Jaksel) Muhammad Nur, dilansir Antara, Rabu (6/11).
Dia mengatakan DWS berfungsi memberikan informasi kenaikan debit air dari Katulampa Bogor atau Krukut Hulu dan Pesanggrahan jika sampai level 3 (Waspada), 2 (Siaga), dan 1 (Awas).
Tiap alat DWS memiliki empat pengeras suara yang dipasang pada satu tiang tinggi dan terhubung langsung dengan sistem di Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPDB DKI Jakarta. Dengan teknologi VHF digital radio, radius jangkauan bunyi dapat terdengar hingga jarak 500 meter.
Saat tinggi muka air bendungan mencapai Siaga 3, alat DWS secara otomatis akan mengeluarkan bunyi sebagai peringatan akan potensi terjadinya banjir. Diharapkan adanya DWS ini mampu mempersiapkan warga untuk mengantisipasi jika terdampak banjir.
Sebelumnya, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengenalkan enam inovasi pengendali banjir yang ditempatkan pada lokasi-lokasi langganan banjir setiap kali hujan deras.
Enam inovasi pengendalian banjir tersebut adalah pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti waduk atau embung, penguatan tanggul kali, pembangunan sistem pompa (polder), penyiagaan dan pengecekan berkala rumah pompa, pintu air, serta penyiapan alat berat. Juga penyiagaan satuan tugas (satgas) di lapangan dan peningkatan kapasitas drainase kawasan.
Saksikan juga video Penampakan Banjir Melanda Bone Bolango, 1.678 Warga Terdampak
[Gambas Video 20detik]