BPBD Sebut Kondisi Gunung Semeru Normal meski Kerap Terjadi Erupsi

BPBD Sebut Kondisi Gunung Semeru Normal meski Kerap Terjadi Erupsi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, fluktuatif.

Dikutip dari magma.esdm.go.id, jumlah letusan Gunung Semeru menjadi yang tertinggi sejak 1 Januari 2025 dengan 113 letusan.

Diikuti Gunung Ibu dengan 43 letusan dan Gunung Lewotobi Laki-laki dengan 6 letusan.

Kepala Pelaksana BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan bahwa erupsi berupa letusan kolom abu setinggi 1.000-1.500 meter di atas puncak kawah yang kerap terjadi pada Gunung Semeru masih tergolong aktivitas vulkanik yang normal.

"Hasil koordinasi kami dengan PVMBG, sebenarnya aktivitas vulkanik berupa letusan setinggi 1.000-1.500 meter di atas puncak itu masih wajar," kata Patria di Alun-alun Lumajang, Rabu (8/1/2025).

Patria menyampaikan bahwa yang paling diwaspadai saat ini adalah ancaman banjir lahar hujan Gunung Semeru.

Mengingat, wilayah di sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.

Apalagi, aktivitas pertambangan pasir di sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Semeru juga banyak dilakukan warga.

"Apabila kondisi di atas hujan kemudian sampai terjadi banjir bersamaan dengan aktivitas vulkanik yang kerap terjadi, ini risiko bahayanya lebih tinggi karena bisa memicu terjadinya banjir lahar hingga awan panas," ujarnya. 

Patria mengimbau warga yang melakukan aktivitas di sepanjang sungai yang berhulu ke Gunung Semeru untuk mematuhi imbauan peringatan yang dikirimkan pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur maupun Curah Kobokan.

Sebab, risiko bencana yang terjadi di Gunung Semeru berupa banjir lahar, awan panas, hingga lontaran batu pijar bisa terjadi kapan saja.

"Kalau ada imbauan untuk sementara menghentikan aktivitas di aliran lahar mulai hulu sampai hilir, kami minta dengan bijaksana untuk dipatuhi demi keselamatan bersama," katanya. 

Saat ini, status Gunung Api Semeru berada pada level II atau waspada.

Sumber