BPTJ: 76% Pengendara Hindari Buka Tutup Sebabkan Macet di Jalur Puncak

BPTJ: 76% Pengendara Hindari Buka Tutup Sebabkan Macet di Jalur Puncak

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyampaikan bahwa 76% pengendara ke Puncak, Bogor, Jawa Barat, menghindari buka tutup atau one way. Kondisi itu mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan di satu waktu.

"Kalau kita lihat dari profil perjalanan, ini ada studi bahwa 76% orang menuju Puncak itu lebih memilih menghindari jam buka tutup. Jadi orang milih ah nanti aja. Mungkin orang pemikirannya sama, jadi numpuk," kata Kasubdit Angkutan Badan Orang BPTJ, Bayu, dalam diskusi Institut Studi Transportasi di Bogor, Jumat (13/12/2024).

Sementara itu, 14% orang memilih menunggu dan tetap berjalan saat one way. Kemudian sisanya memilih menggunakan jalur alternatif.

"Dan 10%-nya itu menggunakan jalur alternatif. Seperti informasi, bahwa untuk jalur alternatif itu memang tidak mudah. Untuk pengemudi belum mahir memang susah," ungkapnya.

"Dengan kondisi mobil pun harus di atas 1.500 cc. Karena ada tanjakan yang membutuhkan kemampuan tertentu untuk mengendarai kendaraan ke sana," lanjut dia.

Bayu menyebutkan mengantisipasi kemacetan Puncak saat libur Natal dan tahun baru 2025 nanti menjadi atensi. Dia menyebutkan tujuan terbanyak wisatawan saat berkunjung ke Puncak.

"Kalau kita lihat dari hasil studi DKP untuk profil kawasan Puncak ini untuk tujuan wisata paling favorit itu di Cimory, itu dari studi 45% orang berkunjung ke Puncak, itu ke Cimory. Itu memang kebanyakan melalui jalur utama Puncak. Jadi betapa padatnya di situ," imbuhnya.

Dia memaparkan beberapa hasil diskusi pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menangani macet di kawasan Puncak pada saat libur Natal dan tahun baru. Dari diskusi itu, ada beberapa tindakan yang akan dilakukan oleh oleh Kemenhub.

"Ini entah pengaturan lalu lintas di luar jalan nasional Ciawi-Puncak, dan ruas Jalan Nasional Puncak batas Cianjur dengan mengatur kendaraan mobil penumpang dan mobil bus dan sepeda motor di luar jalur nasional ini," ucapnya.

Kemudian, ada diskusi terkait penerapan ganjil genap secara desimal. Bayu menjelaskan, detail teknis ganjil genap tersebut.

"Mungkin yang lebih ekstrim pemberlakuan ganjil genap, desimal ini ya. Jadi misalnya tanggal 10, 20, itu yang pelat 0 di belakang. Kemudian, tanggal 2, 12, tanggal 22 itu yang berpelat buntut 2 aja yang boleh lewat," ujarnya.

Lihat juga video BPTJ Tak Dilibatkan Pemasangan TL Kecelakaan Maut di Cibubur

[Gambas Video 20detik]

Sumber