Brigadir Mustofa Bantu Petani Lewat Pupuk PSB, Tingkatkan Hasil Panen

Brigadir Mustofa Bantu Petani Lewat Pupuk PSB, Tingkatkan Hasil Panen

Bhabinkamtibmas Desa Mojokumpul, Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), Brigadir Mustofa Wahyu Hadi, memecahkan masalah para petani di desa binaannya dengan pupuk Photo Sintesis Bakteri (PSB). PSB merupakan pupuk organik buatan Brigadir Mustofa yang menjadi solusi bagi para petani yang terkendala kenaikan Harga pupuk non-subsidi; dan membatasi jenis pupuk subsidi yang sebelumnya 5 jenis yakni ZA, Urea, NPK, SP-36, dan pupuk organik Petroganik menjadi dua jenis, yaitu urea dan NPK.

"Awal pembuatan pupuk PSB dengan memadukan mikroorganisme lokal desa untuk menunjang kegiatan pertanian. Ketika itu tercetus ide membuat pupuk untuk para petani karena pada akhir tahun 2022 terjadi perubahan atas pupuk subsidi yang sebelumnya ada 5 jenis namun hanya ada 2 jenis pupuk subsidi. Sehingga fenomena itu yg menjadikan saya sebagai bhabinkamtibmas inisiatif membantu petani dengan membuat pupuk secara mandiri dengan memanfaatkan bahan baku mikroorganisme lokal desa," jelas Mustofa kepada detikcom, Rabu (23/10/2024).

Atas inisiatif dan inovasinya menciptakan pupuk PSB untuk membantu petani, Mustofa diusulkan oleh Polda Jawa Timur (Jatim) dalam program Hoegeng Corner. Dia menjelaskan kemampuannya membuat pupuk organik didapat karena sejak kecil membantu orang tuanya bertani.

"Saya berlatar belakang orang tua petani sekaligus perajin kesenian ukir, jadi kalau pengalaman (bertani) dari pribadi alhamdulillah ada," ujar Mustofa.

Mustofa menuturkan kini sekitar 55 petani di desanya menggunakan pupuk PSB untuk menunjang proses pemupukan padi. "Ada sekitar kurang lebih 55 petani aktif," sambung dia.

Mustofa menuturkan agar inovasi pupuk PSB dapat diterima petani, sejak awal dirinya menggandeng akademisi Pertanian dan PPL Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto. Dia berharap pupuk buatannya bisa mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.

"Untuk bersama menyatukan prinsip membuat dan memformulasikan pupuk organik yang ramah lingkungan dengan cara pembuatan mudah, murah, cepat dan simple dalam pengaplikasiaannya, sehingga dapat mengurangi ketergantungan para petani Desa Mojokumpul terhadap pupuk kimia serta sebagai sarana penunjang untuk pemupukan kebutuhan tani," ucap Mustofa.

Mustofa lalu menjelaskan mengenai pupuk PSB yang berbahan dasar bakteri autotroph. Bakteri tersebut, lanjutnya, bisa berfotosintesis sendiri.

"PSB punya pigmen Bakteriofil A atau B yang bisa memproduksi pigmen warna merah, hijau, hingga ungu untuk menangkap energi matahari yang digunakan sebagai bahan bakar fotosintesis. Bakteri fotosintetik memiliki vakuola berisi enzim untuk menambat CO2 bebas yang disebut Rubisco atau ribulosa bipospat karboksilase," jelas Mustofa.

Dia melanjutkan, enzim tersebut bertugas untuk mempermudah Ribulosa Bi Pospat atau RuBP dalam menangkap karbon dioksida bebas yang ada di udara dan kemudian mengubahnya menjadi senyawa organik. Mustofa mengumpamakan seperti halnya tumbuhan, maka bakteri fotosintetik juga melakukan reaksi penyusunan senyawa organik dari karbondioksida dengan memanfaatkan energi dari cahaya.

"Reaksinya akan dimulai dari reaksi terang yang melibatkan penangkapan energi cahaya menggunakan pigmen khusus yang kemudian prosesnya akan berlanjut pada penyusunan senyawa organik dari karbon dioksida," ujar dia.

Mustofa menerangkan cara membuat pupuk organik PSB yakni mempersiapkan satu galon air mineral 15 liter, lalu air (bisa dari kolam ikan, sumur atau hujan). Lalu botol air mineral 1,5 liter transparan, tiga butir telur an tiga sendok makan micin atau penyedap rasa.

"Tidak dianjurkan menggunakan air PDAM, campur semua bahan kemudian ditutup dengan diberi lubang kecil sebagai sirkulasi udara, letakkan di tempat terbuka pada terik matahari. Kurang lebih 30 hari cairan akan berwarna merah maroon atau ungu atau hijau. Dapat juga dicampurkan dengan indukanatau biang PSB yang sudah jadi untuk mempercepat inkubasi bakteri PSB yang sebelumnya 30 hari bisa menjadi 14 hari," papar Mustofa.

Mustofa menuturkan pupuk PSB membantu menstimulasi kekebalan tanaman dengan baik, dan membuat kulit kayu atau batang yang kuat dan lebih tahan terhadap serangga atau hama karena memiliki kecenderungan bau pada PSB yang sangat menyengat. Pupuk PSB juga membantu menstimulasi pertumbuhan akar tanaman untuk berkembang dan bercabang dengan baik sehingga menghasilkan serat yang baik.

"Bila digunakan secara teratur dan terus menerus dapat mengurangi pemakaian pupuk, sehingga menurunkan biaya produksi hingga 50 sampai dengan 60 persen sebagaimana hasil survei kepada petani di Desa Mojokumpul," ucap Mustofa.

Dia menuturkan penggunaan pupuk secara konsisten dapat meringankan beban biaya tanam yang selama ini menjadi keluhan petani, dan menurunkan kadar penggunaan pupuk kimia yang dapat berisiko pada tingkat kesuburan tanah.

"Jika PSB dikombinasi dengan pupuk hasil fermentasi atau olahan seperti ZA, Urea dan Phonska akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kualitas pupuk. Mempercepat tanaman buah untuk berbunga seperti tanaman pangan Jagung, Padi, Palawijo, Sayuran dan buah-buahan, dan lainnya," imbuh dia.

Sumber