BSI (BRIS) Siap Garap Bank Emas, Erick Thohir: Kami Dorong Semua Pihak
Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian BUMN terus mendorong percepatan pembentukan bank emas sebagai langkah strategis untuk mengoptimalkan tabungan emas di masyarakat, sekaligus meningkatkan cadangan nasional.
Oleh karena itu, Menteri BUMN Erick Thohir mendorong semua pihak untuk dapat terlibat dalam inisiasi tersebut, termasuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS).
Bank Syariah Indonesia alias BSI merupakan salah satu bank, yang berancang-ancang menjalankan bisnis bank emas alias bullion bank di Tanah Air sesuai usulan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Kami dorong semua pihak [termasuk BSI] supaya reserve emas tidak hanya di pemerintah, tetapi juga di masyarakat," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/1/2025).
Erick juga menyoroti posisi strategis Indonesia sebagai salah satu produsen emas terbesar dunia. Namun, cadangan emas yang dimiliki oleh Indonesia dinilai masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara lain.
"Kita punya data-data sebagai negara yang punya produksi emas, kita masuk top berapa. Namun, jika bicara cadangan emas yang ada di negara kan sangat kecil jika dibandingkan negara lain," tutur Erick.
Sementara itu, Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo memandang bahwa bisnis emas telah lama menjadi daya tarik bagi nasabah bank syariah. Dibandingkan platform emas digital, dia menilai produk emas di layanan keuangan syariah memiliki keunggulan dari segi underlying gold alias cadangan emas yang ada.
"Dengan kata lain, keunikan syariah itu membuat investasi [emas] maupun yang berbasis komoditas itu bisa membuat any investor maupun nasabah itu bisa nyaman," katanya dalam paparan Sharia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian tim ekonom BSI, investasi logam mulia seperti emas juga menjadi salah satu yang teratas dalam pilihan investasi masyarakat.
Hal tersebut juga ditunjang dengan hasil simulasi bahwa di antara 28 komoditas, yang menjadi hilirisasi pemerintah Indonesia saat ini, emas bisa menghasilkan efek ganda fiskal alias multiplier effect sebesar 1,48%.
BSI menilai layanan bullion yang dioperasikan bank dapat turut mewujudkan angan-angan pemerintah untuk menjadi yang terdepan sebagai produsen emas dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Tetapi kita butuh dukungan ekosistem yang lebih lanjut untuk bisa mengembangkan pola bank emas ini, yang mana sejalan dengan kebutuhan hilirisasi dan mencapai pertumbuhan ekonomi," pungkas Banjaran.