Bukan Rp 10.000, Makan Bergizi Gratis di Kalbar Rp 15.000 Per Porsi, Ini Alasannya

Bukan Rp 10.000, Makan Bergizi Gratis di Kalbar Rp 15.000 Per Porsi, Ini Alasannya

PONTIANAK, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson menjelaskan, anggaran program makan bergizi gratis (MBG) Rp 15.000 per porsi.

Harga tersebut termasuk untuk membiayai operasional dapur, tenaga memasak hingga distribusi.

“Jadi Rp 15.000 ini, yakni Rp 10.000 untuk bahan makanan, Rp 5.000 untuk operasional dapur hingga pendistribusian,” kata Harisson saat dihubungi, Rabu (15/1/2025).

Harisson menerangkan, tidak ada alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk menyubsidi program makan bergizi gratis.

“Program MBG ini murni dari pemerintah pusat dalam hal ini Badan Gizi Nasional,” ungkap Harisson.

Harisson melanjutkan, program makan bergizi gratis (MBG) dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Di mana, petugas-petugas BGN sudah ada di Kalbar.

“Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota hanya memantau dan membantu untuk kelancaran program,” kata Harisson.

Harisson menerangkan, ke depan, ketika program MBG sudah ditentukan lokasinya, dan sudah mendapatkan persetujuan BGN, maka tidak boleh disetop, akan terus dilanjutkan.

“Yang menentukan pasti atau tidaknya dan di lokasi dimana saja itu Badan Gizi Nasional,” ucap Harisson.

Harisson menjelaskan, setiap mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur akan melayani sekitar 3.000-3.500 pelajar dari TK sampai SMA.

“TK sampai SMA ini dipilih yang terdekat dari lokasi mitra SPPG. Radiusnya maksimal 6 km dari dapur,” ungkap Harisson.

Sebagaimana diketahui, program makan bergizi gratis di Kalbar rencananya dimulai 20 Januari 2025 mendatang.

Pemprov Kalbar telah melihat salah satu mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Pontianak, Kalbar.

Harissin menjelaskan, dalam peninjauan tersebut diperhatikan adalah kelengkapan dapur.

“Alat masak yang dipersyaratkan harus dari bahan stainless steel, termasuk tempat wadah makanan 5 sekat food tray atau ompreng yang juga harus dari bahan stainless steel,” ungkap Harisson.

Selain itu, Harisson juga melihat mobil distribusi yang disiapkan, antara lain dipersyaratkan dalam mobil box tersebut suhunya harus suhu kamar, ada rak sesuai ukuran food tray dan harus tertutup rapat.

“Ini untuk memastikan makanan yang tersaji ke pelajar akan tetap steril tidak terkontaminasi bakteri,” jelas Harisson.

Sumber