Bumi Resources (BUMI) Kerja Sama Hilirisasi Batu Bara dengan Perusahaan China
Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara keluarga Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) merespons kabar mengenai kerja sama dengan perusahaan asal China untuk melakukan hilirisasi batu bara menjadi metanol.
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava membenarkan kabar yang beredar jika BUMI bermitra dengan perusahaan China untuk melakukan hilirisasi batu bara. Akan tetapi, karena adanya klausul kerahasiaan dalam perjanjian tersebut, BUMI tidak dapat merinci kerja sama tersebut.
"Karena adanya klausul kerahasiaan dalam perjanjian kami dengan mitra dari China, kami tidak dapat mengungkapkan rincian spesifik tentang perusahaan tersebut saat ini," kata Srivastava, Jumat (15/11/2024).
Namun, lanjut Srivastava, pihaknya dapat mengonfirmasi jika kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hilirisasi batu bara BUMI. Dia juga menuturkan kerja sama ini merupakan langkah strategis bagi kedua belah pihak dan bagi Indonesia.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur BUMI Rio Supin mengatakan pihaknya tengah mengkaji potensi hilirisasi batu bara dengan produk akhir antara metanol dan amonia.
“Target di 2025 kami harus sudah menyelesaikan studinya,” ujar Rio.
Selain itu, kata dia, BUMI turut menantikan kebijakan pajak karbon untuk diterapkan. Kerangka kebijakan karbon itu, menurut dia, bakal berdampak serius pada keekonomian proyek hilirisasi yang bakal dijalankan BUMI.
“Hilirisasi batu bara dalam prosesnya gasifikasi batu bara suka atau tidak suka akan melepas Co2 cukup signifikan,” kata dia.
Adapun sampai penutupan perdagangan sesi I hari ini, saham BUMI tercatat ditutup melemah 7,45% ke level Rp149 per saham. Saham BUMI diperdagangkan pada rentang Rp141-Rp163 per saham sepanjang sesi I hari ini.
Sebanyak 3,89 miliar saham BUMI diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp581,6 miliar.
Dalam presentasinya, BUMI mengatakan akan terus meningkatkan dominasinya pada pasar batu bara thermal. BUMI sampai semester I/2024 tercatat memproduksi sebanyak 37,7 juta ton batu bara, meningkat dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar 35,4 juta ton batu bara.
Peningkatan produksi ini didorong oleh kinerja yang lebih baik dari kontraktor dan curah hujan yang lebih rendah di tambang KPC.