Buntut Kecelakaan Jeju Air, AS dan Boeing Kirim Tim Penyelidik
Kecelakaan pesawat maskapai Jeju Air, yang menewaskan sedikitnya 179 orang, di Korea Selatan (Korsel) melibatkan pesawat Boeing jenis 737-800. Tim penyelidik dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Boeing sebagai produsen pesawat itu ikut terlibat dalam penyelidikan penyebab kecelakaan tersebut.
Otoritas Korsel, seperti dilansir kantor berita Yonhap, Selasa (31/12/2024), menyebut tim penyelidik AS dan para pejabat Boeing telah tiba di lokasi kecelakaan di Bandara Internasional Muan.
Menurut Kementerian Transportasi Korsel, tim yang tiba dari AS itu terdiri atas satu anggota Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA), kemudian tiga pakar dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), dan empat perwakilan dari Boeing.
Mereka akan bergabung dengan para pejabat dari Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korsel (ARAIB) dalam melakukan penyelidikan di lokasi kecelakaan Jeju Air.
Tim AS itu tiba di Korsel sejak Senin (30/12) waktu setempat melalui Bandara Internasional Incheon dan melakukan perjalanan langsung ke Muan, yang berjarak sekitar 290 kilometer sebelah barat daya Seoul, untuk mempersiapkan penyelidikan.
"Para penyelidik Korea Selatan dan AS membahas soal prosedur jadwal dan area-area spesifik yang menjadi fokus penyelidikan," tutur kepala kebijakan penerbangan pada Kementerian Transportasi Korsel, Joo Jong Wan, saat berbicara dalam konferensi pers.
Berdasarkan konvensi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), negara yang menjadi lokasi kecelakaan bertanggung jawab untuk memulai penyelidikan.
Negara-negara lainnya yang memiliki pemangku kepentingan dalam insiden itu, seperti operator dan produsen pesawat, serta negara-negara yang warganya menjadi korban juga mempunyai hak untuk terlibat dalam penyelidikan.
Simak Video Permintaan Maaf CEO Jeju Air Atas Kecelakaan Pesawat di Bandara Muan
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dari 179 korban tewas, sebanyak 177 orang merupakan warga negara Korsel dan dua orang lainnya merupakan warga negara Thailand. Dua korban selamat lainnya juga warga negara Korsel. Otoritas Bangkok dilaporkan memilih untuk tidak terlibat dalam penyelidikan.
Dituturkan Kementerian Transportasi Korsel bahwa tim penyelidik AS dan perwakilan Boeing, bersama dengan 11 anggota ARAIB Korsel, saat ini sedang memeriksa bangkai pesawat dan puing-puing di lokasi kecelakaan, guna mencari komponen yang bisa memberikan petunjuk soal penyebab kecelakaan maut tersebut.
Usai penyelidikan di lokasi, selanjutnya tim penyelidik akan memasuki tahap analisis, yang meliputi pemeriksaan bukti-bukti yang ditemukan dan data yang diambil dari dua bagian kotak hitam pesawat.
Perekam data penerbangan pesawat Boeing 737-800 yang meledak itu telah ditemukan dalam kondisi rusak di bagian luarnya, dengan bagian konektor yang menghubungkan unit penyimpanan data ke pasokan energi dilaporkan hilang.
"Otoritas sedang memeriksa metode teknis untuk mengekstraksi data meskipun konektornya tidak ada," tutur Joo dalam konferensi pers.
Sedangkan bagian perekam suara kokpit ditemukan dalam kondisi yang relatif lebih baik.
Tim penyelidik akan segera memutuskan apakah akan melakukan perbaikan dan menganalisis kotak hitam yang rusak itu di dalam negeri atau mengirimkan perangkat tersebut ke markas NTSB di AS untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Joo menambahkan bahwa dua operator Air Traffic Controller (ATC) yang bertugas di Bandara Internasional Muan saat kecelakaan terjadi, telah ditanyai oleh para penyelidik. Namun hasil interogasi itu belum akan dirilis saat ini.
Simak Video Permintaan Maaf CEO Jeju Air Atas Kecelakaan Pesawat di Bandara Muan
[Gambas Video 20detik]