Bupati Wonosobo Pastikan Makan Bergizi Gratis Aman Dikonsumsi
WONOSOBO, KOMPAS.com – Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, memastikan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Wonosobo aman dan memenuhi standar kesehatan.
Pemkab Wonosobo bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat untuk mengawal jalannya program ini.
"Bersama tim kesehatan, kami memastikan bahwa bahan makanan yang diberikan sudah memenuhi standar kesehatan dan aman untuk dikonsumsi oleh anak-anak," kata Bupati Afif dalam keterangan resminya, Jumat (17/1/2025).
Program MBG resmi diluncurkan pada Senin (13/1/2025) di SMP N 3 Wonosobo, menjangkau 11 sekolah di tahap awal.
Targetnya, pada Maret hingga April 2025, seluruh siswa dan santri di Kabupaten Wonosobo dapat menikmati program ini.
Diperkirakan ada 151.000 siswa di sekolah-sekolah penerima manfaat MBG, belum termasuk pesantren, madrasah, serta ibu hamil dan menyusui yang juga menjadi sasaran program ini.
Afif menyebut bahwa program MBG tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan gizi anak-anak, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang besar.
"Proses penyediaan bahan baku hingga distribusi makanan bergizi akan melibatkan banyak pihak, yang tentu saja memberikan multiplier effect besar bagi perekonomian lokal," tambahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Wonosobo, Jaelan, menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh program ini dengan memastikan makanan yang disajikan aman dan bergizi. Pada Januari, menu yang diberikan meliputi nasi, ayam goreng, tahu goreng, sayur, susu, dan buah.
"Dinas Kesehatan sangat mendukung dan mensuport program ini sesuai dengan tugas kami, untuk memastikan makanan yang disajikan aman dan bergizi," ungkap Jaelan.
Menurut laporan Kesiapan SPPG Wonosobo Dapur Mitra Mandiri, tahap pertama program ini menjangkau 3.372 siswa.
Sebelumnya, siswa SDN Dukuh 03 di Sukoharjo dilaporkan keracunan setelah mereka mengonsumsi nasi putih, ayam tepung, tumis wortel tahu, buah naga, dan susu pada Senin (13/1/2025).
Beberapa siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 mengalami gejala seperti mual, pusing, dan muntah.
Kepala SDN Dukuh 03, Lilik Kurniasih, menyebut bahwa hal ini terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, beberapa jam setelah siswa menyantap makanan tersebut.
Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari, menduga penyebab keracunan adalah makanan kurang matang, terutama pada ayam yang menjadi bagian dari menu MBG.
“Biasanya, jika makanan kurang matang, bau atau teksturnya sudah berbeda. Namun, dalam kejadian ini, anak-anak tidak merasakannya. Begitu mereka makan, baru merasa sakit perut,” jelas Kunari.