Bus Trans Metro Dewata Pamit, Sopir hingga Penumpang Gigit Jari
Operasional bus Trans Metro Dewata (TMD) di Bali berhenti per 1 Januari 2025. Berhentinya bus TMD ini berimbas pada sopir hingga penumpang.
Dilansir detikBali, Kementerian Perhubungan menyerahkan pengelolaan bus kota itu kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Namun, Pemprov Bali tidak mengalokasikan anggaran untuk operasional bus kota itu. Walhasil, bus berkelir merah dan hitam itu berhenti beroperasi.
Berhentinya operasional bus TMD membuat para sopir terancam kehilangan mata pencahariannya. Pasalnya, mereka sudah tidak bisa mengemudi bus ‘Tayo’ itu seperti hari biasanya. Namun, mereka berharap masih bisa bertahan.
"Kami percaya sama pimpinan, direksi, manajemen bahwa mukjizat masih ada, harapan masih ada. Terbukti dengan arahan beliau untuk kami bertahan dahulu, di samping tetap pimpinan memperjuangkan semua supaya tetap berjalan," kata salah seorang sopir bus TMD, Ida Bagus Gede Putu Riyantana dilansir detikBali, Kamis (2/1/2025).
Selain itu, ada juga warga penyandang disabilitas sedih dan kecewa bus Trans Metro Dewata berhenti beroperasi. Salah satunya adalah Vincensius (39). Dia kini kesulitan berangkat bekerja sejak bus TMD tidak mengaspal lagi per 1 Januari 2025. "Hari ini kami kecewa karena busnya diberhentikan. Pekerjaan kami sangat sulit jadinya," kata Vincen.
Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mencari solusi agar masyarakat tetap terlayani transportasi publik imbas berhentinya operasional bus Trans Metro Dewata (TMD). Operasional bus merah hitam itu ditutup pada 1 Januari 2025.
"Harus segera dicarikan solusi ini karena 2025 awal ini masyarakat yang sudah telanjur menggunakan transportasi publik ini harus dilayani juga (untuk) solusi jangka pendek, ada solusi jangka panjang," ujar Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nyoman Suyasa.
Baca berita selengkapnya di sini.
Simak Video ‘Nasib Supir Bus Trans Metro Dewata Seusai Berhenti Operasi’
[Gambas Video 20detik]