Cara Dharma Pongrekun Atasi Kemacetan, Bikin Underpass dalam 7 Hari dan Cabut Lampu Merah
JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut dua, Dharma Pongrekun, mengemukakan sejumlah solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta jika terpilih dalam Pilkada mendatang.
Dharma berencana membangun jalan layang (overpass) dan lintas bawah (underpass) dalam waktu singkat.
"Mengatasi kemacetan, tujuh hari di dalam membuat overpass dan underpass. Jadi supaya menghindari adanya lampu merah di persimpangan-persimpangan jalan," kata dia saat ditemui di Jakarta Utara pada Selasa (29/10/2024).
Ia menjelaskan bahwa teknologi untuk merealisasikan ide membangun overpass dan underpass dalam waktu tujuh hari sudah ada.
"Membangun itu hanya tujuh hari, teknologinya sudah ada lima teknologi yang bisa dilakukan, tinggal pilih yang mana," ungkapnya.
Dharma menilai solusi ini akan lebih efektif dibandingkan dengan sistem yang ada di Bundaran Semanggi.
"Sangat efektif, kan ada lebih efektif daripada yang kita lihat di Bundaran Semanggi, karena nanti ada underpass, ada overpass. Sirkulasi akan jalan seperti air," ujar Dharma.
Dharma juga telah memetakan sejumlah titik yang membutuhkan pembangunan overpass dan underpass, terutama di persimpangan yang masih menggunakan lampu merah.
"Di persimpangan-persimpangan jalan yang masih menggunakan lampu merah," jelasnya.
Selain itu, Dharma telah melakukan kajian mengenai penggunaan lampu merah di Jakarta yang dinilai kurang efektif dalam mengurangi kemacetan.
"Sudah dipetakan, jadi harus diperbanyak, jangan ada lagi lampu merah. Thamrin saja masih ada lampu merah, akhirnya mobil berhenti. Coba kalau jalan terus, walaupun pelan," kata dia.
Dengan demikian, Dharma berencana untuk menghilangkan lampu merah guna mengurangi kemacetan di ruas jalan Jakarta.
"Ternyata setelah kami pelajari, lampu merah, separator jalan, itu harus dicabut. Karena ternyata kadang-kadang di sininya padat, di sininya kosong, ini bisa dilakukan untuk jalan," pungkasnya.