Cerita Bripda Santoni Mengajar di Perbatasan: Siswa Awalnya Segan, Kini Akrab

Cerita Bripda Santoni Mengajar di Perbatasan: Siswa Awalnya Segan, Kini Akrab

Bripda Santoni Abui menceritakan kesan para siswa saat dirinya mengajar di SD Negeri 7 Kapot, Desa Tangguh, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Awalnya, siswa merasa segan karena Bripda Santoni mengenakan seragam polisi. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka semakin akrab.

"Kalau untuk awal-awal takut mereka, segan. Karena kita sering ketemu, terus sudah akrab sama mereka," kata Bripda Santoni dalam program Hoegeng Corner di detikPagi, Rabu (11/12/2024).

Ada dua materi yang diajarkan oleh Bripda Santoni kepada siswa, yaitu wawasan kebangsaan dan peraturan baris-berbaris (PBB). Bripda Santoni juga memiliki trik khusus untuk menarik perhatian siswa yang kurang fokus saat pelajaran.

"Kita ada trik waktu mereka jenuh, kita mainnya dengan cara kita sendiri. Misalkan, seperti kemarin, ada dikasih permen ataupun kasih es ke mereka, gitu. Jadi, di saat mereka mau malas-malas, misalkan ndak mau dengar gitu, nah kita kasih reward, kalau kalian bagus, kalian dengarkan saya ngomong, kalian bisa," kata Bripda Santoni.

Bripda Santoni mengajar di perbatasan Indonesia-Malaysia karena masih ada kekurangan tenaga pendidik di wilayah tersebut. Dia mengajar di SDN 7 Kapot selama tujuh bulan terakhir.

"Kebetulan di dekat Polsek itu, ada salah satu sekolah, SD 7 Kapot. Di situ bertemu gurunya, bertemu muridnya. Mereka bercerita bahwa di sini nih kami kekurangan guru, tenaga pengajar. Guru kewalahan untuk handle dari kelas 1 sampai kelas 6," kata Bripda Santoni saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu. Dia diusulkan oleh Polda Kalbar dalam program Hoegeng Corner 2024.

Sebagai warga Kecamatan Siding, Bripda Santoni memiliki kepedulian terhadap para siswa di SDN 7 Kapot. Oleh karena itu, dia berkoordinasi dengan pihak sekolah agar dapat membantu mengajar tentang wawasan kebangsaan dan PBB.

"Memang perlunya tiap hari, cuma karena berhalangan dengan tugas, pas ada waktu luang, kita isi kalau waktu kosong," ujar Bripda Santoni.

Terkait waktu mengajar, Bripda Santoni menyampaikan bahwa jadwalnya tidak tetap, karena harus menyesuaikan dengan tugas utamanya sebagai Bhabinkamtibmas. Dia perlu hadir untuk piket di Polsek Siding dan mengikuti rapat koordinasi di tingkat desa.

Bripda Santoni memberikan materi wawasan kebangsaan kepada anak-anak di SDN 7 Kapot dengan menggunakan berbagai contoh konkret. Dia juga berupaya memotivasi para siswa agar tetap semangat belajar dan tidak berhenti sekolah untuk kemudian pergi ke Malaysia.

"Kan banyak warga di sini pergi ke Malaysia, kadang misalnya nggak mau sekolah, gurunya sedikit, semangat belajarnya tuh kurang, kadang berhenti, terus ke Malaysia. Jadi di sana tuh, kita kasih pandangan, kita warga negara Indonesia loh, dari segi wilayah kita itu menang," ujar Bripda Santoni.

"Mending kita di kampung, bisa kita sekolah, kalau misal nggak ada biaya untuk lanjut kuliah, kita berkebun, bikin ladang, nanti hasil kita jual. Di sini kebun, ladang, sudah tradisi. Kita kasih pandangan, daripada kita ke Malaysia, kita kerja sama orang. Di sana belum tentu kita aman, karena banyak ilegal masuk," sambung dia.

Dia berharap kehadirannya di SDN 7 Kapot dapat memotivasi anak-anak untuk mengejar cita-cita mereka. Bripda Santoni ingin agar tidak ada lagi siswa yang berhenti sekolah di tengah jalan.

"Ya mudah-mudahan mereka dengan adanya kami ke situ bisa sedikit-sedikit, kan sebelumnya tidak ada yang kasih motivasi contoh untuk mereka. Dengan ke depannya harapannya dengan adanya saya ke situ dengan guru-gurunya, kasih contoh ini abang ini bisa loh, ini bapak ini bisa loh, masa kalian nggak bisa. Itu mungkin menjadi motivasi untuk mereka belajar, jangan ada yang berhenti, harapannya," imbuh dia.

Sumber