Cerita Bripka Arjunif soal Harmonisnya Warga Bungo Berkat Embung Eks Tambang

Cerita Bripka Arjunif soal Harmonisnya Warga Bungo Berkat Embung Eks Tambang

Selain menjadi sumber air, embung bekas tambang yang digagas Bripka Arjunif juga berperan dalam meningkatkan kebersamaan antarwarga Desa Sepunggur, Kecamatan Bathin II Babeko, Bungo Jambi. Area ini menjadi tempat mereka berkumpul dan mempererat silaturahmi sehingga menjadi ruang yang bermanfaat bagi lingkungan dan kehidupan sehari-hari warga.

"Untuk menjalin silaturahmi dan ada rasa kegotongroyongan juga, jadi terbentuklah keharmonisan antara warga maupun pemerintah desa, maupun kami dari pihak Polri, TNI," kata Bhabinkamtibmas, Bripka Arjunif, dalam program Hoegeng Corner di detikPagi seperti dikutip, Senin (11/11/2024).

Untuk diketahui, di bawah embung eks tambang itu terdapat cekungan-cekungan kecil yang tidak terawat, yang kemudian dimanfaatkan untuk budidaya ikan. Bripka Arjunif lalu berkoordinasi dengan Dinas Perikanan sampai akhirnya warga mendapatkan bantuan bibit ikan nila sebanyak 48.000 ekor.

Pengelolaan Embung Telago Air Hitam ini pun berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Area ini menjadi tempat warga untuk mempererat hubungan sosial dan memberi kesempatan bagi mereka bercengkrama sambil menikmati alam.

"Hari minggu jalan-jalan ke sana, bakar ikan, bercengkrama dengan warga menerima aspirasi masyarakat, apa keluhannya, bisa di situ sambil santai. Jadi pemerintah desa pun ada yang tinggal di situ, jadi untuk menikmati ketenangan di situ. karena ramai pengunjung kalau sudah masuk panen ikan, warga-warga dari luar dia mancing ikan," ujar dia.

Cerita pemanfaatan area bekas galian penambangan emas tanpa izin (PETI) di Bungo Jambi ini setelah Bripka Arjunif menerima informasi soal lahan bekas PETI tersebut sudah terbengkalai 30 tahun lebih. Dia lalu mengajak dan meyakinkan warga bersama pemerintah desa (pemdes) untuk bergotong royong mengalihfungsikan lahan tidur tersebut menjadi embung. Arjunif mengedukasi warga tentang sejumlah manfaat yang dapat dirasakan bersama jika ada embung.

"Informasinya lahan itu sudah tidak dikelola selama 30 tahun lebih. Lahan itu sudah nggak karuan lah kondisinya. Saya berinisiatif mengajak warga dan pemdes, dan instansi terkait untuk memanfaatkan area ini untuk cadangan air atau embung untuk mengatasi khususnya ancaman karhutla, dan secara umum untuk keperluan rumah tangga dan mengairi lahan pertanian," ujar Arjunif saat diwawancara terpisah beberapa waktu lalu.

Pemerintah Desa dan tokoh masyarakat menyambut baik gagasan tersebut. Kemudian Arjunif bersama masyarakat Desa Sepunggur berswadaya membersihkan lahan tersebut. Sekitar dua sampai tiga bulan bergotong royong, lahan pun bersih dan embung pun jadi.

"Embung ini sudah terbukti kalau kemarau enam sampai delapan bulan tidak kering, cadangan (air)-nya cukup," sambung dia.

Tantangan Bripka Arjunif dan warga desa dalam mengelola embung tak berhenti sampai di situ. Dia kembali mendengar mendengar keluhan dari warga soal akses jalan tak layak menuju lokasi.

"Jadi saya kembali ajak warga gotong royong bikin jalan ke embung. Dengan adanya jalan atau akses, mobil warga atau damkar tidak kesulitan mengambil air di embung," tutur dia.

Akses jalan sepanjang 500 meter pun dibangun agar kendaraan pengangkut air tim penanggulangan karhutla serta masyarakat yang membutuhkan air dapat sampai ke lokasi embung.

Sumber