Cerita IRT di Semarang Jadi Petugas Sortir Surat Suara hingga Ketagihan Dapat Cuan

Cerita IRT di Semarang Jadi Petugas Sortir Surat Suara hingga Ketagihan Dapat Cuan

SEMARANG, KOMPAS.com - Gudang logistik milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah, mulai disibukkan dengan proses sortir dan lipat surat suara untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Muji, seorang warga Genuk berusia 38 tahun, menjadi salah satu petugas sortir lipat di gedung tersebut.

Ini adalah kali kedua baginya menjalani tugas tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa ketertarikan untuk menjadi petugas sortir lipat surat suara muncul karena adanya penghasilan yang didapatkan dibandingkan hanya menganggur di rumah.

"Ikut karena enak, ada penghasilannya," kata Muji saat ditemui di gudang logistik KPU, Senin (4/11/2024).

Muji harus tiba di lokasi pukul 08.30 WIB dan pulang pukul 16.00 WIB.

Ia mengaku mendapatkan jutaan rupiah saat menjadi petugas sortir lipat pada tahun sebelumnya.

"Dulu sudah pernah, lumayan bisa dapat sampai Rp 1 juta," ujarnya.

Namun, menjadi petugas sortir lipat surat suara tidak semudah yang dibayangkan.

Ada beberapa peraturan ketat yang harus dipatuhi, antara lain

"Nanti ada istirahat baru makan dan minum," tambah Muji.

Hal serupa diungkapkan oleh Rohmadi, seorang warga Gunungpati berusia 24 tahun.

Ia mengaku belum mendapatkan pekerjaan sebelum menjadi petugas sortir lipat.

"Kalau di rumah biasanya hanya bantu-bantu rumah," ucapnya.

Rohmadi mendaftar sebagai petugas sortir lipat setelah diajak temannya yang melihat lowongan melalui media sosial.

"Ini baru pertama. Rencananya 5 hari jadi petugas sortir lipat," kata Rohmadi.

Ketua KPU Semarang, Ahmad Zaini, menyatakan bahwa ada 250 pekerja yang dilibatkan dalam proses sortir lipat surat suara tersebut.

"Tahapan sortir lipat rencananya akan dilakukan selama 4 hari," kata Zaini.

Surat suara yang sedang dilipat adalah untuk pencoblosan gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jawa Tengah 2024.

"Surat suara yang harus disortir dan dilipat, yaitu surat suara gubernur dan surat suara wali kota. Kemudian kita utamakan untuk yang gubernur dulu," ucapnya.

Masing-masing pekerja yang ditugasi untuk melipat dan sortir surat suara tersebut diberi honor sebesar Rp 150 per lembar.

"Surat suara di Kota Semarang kemarin kita sudah menerima yaitu sebanyak 1.297.910 lembar, itu yang akan kita lipat," lanjut Zaini.

Selama bertugas, para pekerja diwajibkan menandatangani pakta integritas yang menyatakan bahwa mereka harus melakukan sortir dan lipat dengan baik, netral, dan tidak berpihak.

"Mereka juga dilarang membawa barang-barang berbahaya seperti gunting, jarum, bahkan kunci motor harus dititipkan," jelasnya.

Proses sortir lipat surat suara untuk Pilkada di Gudang Logistik KPU di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, diharapkan berjalan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Sumber