Cerita Korban Letusan Gunung Lewotobi: Rumah Terbakar Setelah Terdengar Ledakan
FLORES TIMUR, KOMPAS.com – Ester Boiduli (44) harus kehilangan harta bendanya akibat letusan dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (3/11/2024) malam.
Ibu dua anak ini bercerita, malam itu ia bersama suami, Yeremias Ara Kian (42), serta anaknya yang masih kecil sedang berada di Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Sementara putranya, Emanuel Gelfrano Maharia (13) dan keponakan, Anatania Tuto Laba (21), berada di rumahnya di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.
“Hanya mereka dua sendiri dalam rumah. Saya dan suami di Larantuka,” ucap Ester saat ditemui Kompas.com di Desa Bokang, Kecamatan Titehena, pada Rabu (6/11/2024).
Ester kaget ketika pada Senin dini hari sekitar pukul 00.20 Wita, Gelfrano menghubunginya melalui sambungan telepon. Dia menyampaikan bahwa rumah mereka terbakar.
Malam itu juga ia bersama suami langsung menuju Desa Klatanlo untuk memastikan keadaan keduanya serta rumah.
“Memang sedih sekali ketika rumah sudah terbakar. Tetapi beruntung anak-anak dan ponakan selamat,” ujarnya.
Ester menuturkan, dari cerita Gelfrano, sebelum kejadian, situasi di Desa Klatanlo sedang hujan lebat disertai angin kencang. Listrik padam.
Tiba-tiba Gelfrano mendengar suara ledakan dari arah gunung. Dalam keadaan panik, ia lalu membangunkan Anatania yang sementara tidur.
“Gelfrano gedor pintu kamar. Setelah Anatania bangun keduanya melihat ada api dalam rumah,” kata dia.
Bermodalkan senter handphone, keduanya bergegas mengambil air di kamar mandi untuk memadamkan api.
Namun, kobaran api kian membesar. Keduanya pun langsung mengambil sepeda motor dan pergi meninggalkan rumah.
“Mereka pakai motor masing-masing menuju Boru. Setelah tiba di Boru mereka langsung menghubungi saya,” ucapnya.
Ester menambahkan, saat ini ia bersama keluarga mengungsi ke Desa Bokang. Sementara ponakannya sedang menjalani perawatan di Larantuka karena terkena api saat kejadian.
“Kami sekarang sudah pasrah. Kalau pun pemerintah ingin kami relokasi, kami siap relokasi,” pungkasnya.
Letusan ini mengakibatkan sejumlah fasilitas umum, rumah warga rusak dan terbakar. Sembilan orang dilaporkan meninggal dunia. Sementara puluhan orang terluka.
Hingga Selasa (5/11/2024) warga yang mengungsi mencapai 2.410 orang. Mereka menyebar di tiga posko yang disediakan oleh pemerintah daerah.
Posko Desa Lewolaga 664 orang, posko Desa Bokang 666 orang dan posko Desa Konga sebanyak 1.080 orang.