Cerita Pelipat Surat Suara di Bekasi Tiga Hari Kerja Dapat Honor Rp 1,8 Juta, Dipakai untuk DP Motor

Cerita Pelipat Surat Suara di Bekasi Tiga Hari Kerja Dapat Honor Rp 1,8 Juta, Dipakai untuk DP Motor

BEKASI, KOMPAS.com - Cholifah (47), seorang warga Kelurahan Jatiragga, Jatisampurna, yang menjadi petugas pelipatan surat suara Pilkada 2024 Kota Bekasi mengaku senang ambil bagian kegiatan ini.

Cholifah mengaku ikut menjadi petugas pelipatan surat suara karena tergiur honor yang dijanjikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi.

Hanya tiga hari bekerja sambil duduk melipat surat suara, ia bisa mendapatkan uang sebesar Rp 1.800.000.

"Pendapatan Rp 1.800.000, lumayan cuma tiga hari dapat uang segitu," kata Cholifah saat ditemui Kompas.com di gudang logistik KPU Kota Bekasi di Kelurahan Kali Baru, Medan Satria, Rabu (6/11/2024).

Cholifah mengaku baru pertama kali menjadi petugas lipat. Pada Pemilu 2024, ia tak bisa ikut serta lantaran fokus terhadap pekerjaannya sebagai surveyor non-politik.

Cholifah pun mengaku tangannya begitu kaku, sehingga dirinya tak cukup cekatan melipat kertas suara.

"Lumayan kaku, walaupun sudah dikasih pelatihan, namanya juga pertama kali," katanya.

Cholifah mengatakan, dirinya dibayar Rp 200 untuk satu lembar kertas surat suara yang berhasil dilipatnya.

Selama tiga hari, Cholifah ditargetkan mampu melipat 9.000 surat suara. Dengan jumlah tersebut, total honor yang didapatkannya sebesar Rp 1.800.000.

Cholifah mengaku akan menggunakan pendapatan tersebut untuk uang muka tambahan pembelian sepeda motor.

"Bisa buat DP motor, buat mondar-mandir karena di lapangan butuh motor," ucap dia.

Cholifah juga mengungkapkan, pendapatan sebagai petugas lipat surat suara lebih besar dibanding honor yang diterimanya sebagai surveyor.

Sebagai perbandingan, apabila ada proyek survei di lapangan, ia hanya mendapatkan Rp 2.700.000 dalam 10 hari bekerja.

Jumlah tersebut berbeda jauh dengan pendapatannya sebagai petugas pelipatan suara. Hanya tiga hari, ia bisa mendapatkan Rp 1.800.000.

Karena itu, Cholifah mengatakan, ikut menjadi petugas pelipatan surat suara hanya untuk mencari uang tambahan.

Mengingat, pekerjaannya sebagai surveyor yang dilakoninya sedang kosong pada pekan ini.

"Mengisi waktu luang, karena baru ada pekerjaan (survei) lagi Senin depan," tambah dia.

Sumber