Cerita Petugas Sortir dan Lipat Suara Pilkada Jateng: Upah untuk Modal Jual Gorengan
MAGELANG, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magelang memulai proses sortir dan pelipatan surat suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Jumat dan Sabtu (1-2/11/2024).
Kabupaten Magelang mendapat jatah surat suara Pilkada Jateng sebanyak 1.040.808 lembar.
Surat suara ini disimpan di GOR Gemilang, kompleks Sekretariat Daerah Kabupaten Magelang.
Ketua KPU Kabupaten Magelang Ahmad Rofik mengatakan, sebanyak 200 warga dilibatkan dalam tahap sortir dan pelipatan surat suara.
Mereka datang dari delapan kecamatan di Kabupaten Magelang, yakni Candimulyo, Mertoyudan, Mungkid, Sawangan, Dukun, Salaman, Tempuran, dan Borobudur.
Sebanyak 200 orang dibagi dalam 40 kelompok. Sehingga, tiap kelompok terdiri atas lima orang. Pada hari pertama, tiap kelompok ditargetkan mampu melipat 12.000 surat suara.
“Upahnya Rp 135 per lembar,” ujarnya di GOR Gemilang, Jumat.
Dokumentasi KPU Kabupaten Magelang Surat suara Pilkada Jawa Tengah diterima KPU Kabupaten Magelang di GOR Gemilang, Kamis (24/10/2024).
Rofik menambahkan, tahapan serupa juga akan dilakukan untuk surat suara pemilihan bupati dan wakil bupati Magelang pada Selasa dan Rabu (5-6/11/2024).
Surat suara Pilkada Kabupaten Magelang ini sejumlah 1.042.808 lembar yang disimpan di gudang di Kecamatan Muntilan.
Warga Desa Deyangan, Mertoyudan, Suparni (55) menuturkan, kali ini keempat kalinya menjadi petugas sortir dan pelipatan surat suara. Terakhir kali dia bertugas pada masa Pemilu 2024.
“Pas pemilu dapat sekitar Rp 1 juta. Habis untuk kebutuhan sehari-hari,” bebernya.
Pengamatan Kompas.com, tangan Suparni begitu cepat melipat surat suara.
Tak lupa, sebelum melipat dia mengecek kondisi kelayakan surat suara. Apabila ada kerusakan, surat ini mesti dipisahkan.
Dia tidak bisa menaksir upah yang bakal dibawanya usai menyortir dan melipat surat suara Pilkada Jateng. Hanya saja, Suparni sudah tahu alokasi duit ini kelak.
“Mau buat modal bahan-bahan gorengan. Saya sehari-hari jual gorengan,” cetusnya.
Setali tiga uang, Sarilah (63) mengaku, kali ini keempat kalinya menjadi petugas sortir dan lipat surat suara.
“Sejak zaman Jokowi (pilpres 2019),” ucap warga Deyangan ini.
Sarilah juga terakhir kali bertugas pada masa Pemilu 2024. Upahnya hampir sama dengan yang didapat Suparni, tetangganya.
“Habis untuk kebutuhan sehari-hari,” imbuh ibu rumah tangga ini.