Cerita Suparlin Meracik Jamu Herbal Sapi supaya Kebal PMK
PASURUAN, KOMPAS.com - Dengan membawa sejumlah jeriken, Suparlin (53), peternak sapi potong asal Dusun Regek, Desa Sambirejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, setiap harinya selalu membawa "bekal" untuk puluhan sapi potong miliknya.
Dengan teliti dan telaten, dia meracik ramuan herbal sebagai suplemen buat hewan ternaknya.
Dia berharap racikan ramuan itu bisa mencegah sapi ternaknya tak terjangkit virus Penyakit Mulut dan Kuku.
"Ya, Mas, yang saya andalkan di tengah lambatnya pengiriman vaksin untuk PMK, saya membuat cairan ramuan herbal," kata Suparlin sembari meracik cairan, Selasa (7/1/2025).
Suparlin membawa lima jeriken setiap hari sebagai campuran nutrisi cairan dan dicampur bekatul.
Resep ramuan herbal pencegah PMK itu terdiri dari bahan alami seperti kunyit, jahe, kencur, mengkudu, dan bawang merah.
Untuk mengurangi rasa getir kunyit, dia menambahkan cairan tetes tebu supaya digemari sapi.
"Untuk penyajiannya, setiap harinya diberikan jam 10. Karena paginya sudah dikasih rerumputan," ucap Suparlin.
Menurut Suparlin, ide meracik ramuan herbal untuk sapinya tersebut berkat pengalaman wabah PMK pada 2022 lalu. Saat itu sejumlah sapinya mati terjangkit PMK.
Tidak hanya itu, dia meyakini racikan herbal buat sapi tidak berisiko kematian meskipun tidak sesuai ukuran.
"Racikannya sederhana, tapi hasilnya bagus untuk kekebalan terhadap serangan penyakit. Saya juga percaya bahan alami lebih aman,” ucap Suparlin.
Setiap hari, peternak yang sekaligus penjual bakso itu dibantu oleh lima anak buahnya. Mereka merawat kesehatan 38 ekor sapi.
Tidak hanya soal nutrisi berbahan herbal alami, kebersihan kandang juga menjadi perhatian Suparlin agar kesehatan sapi terjaga.
Secara berkala 2 kali dalam sepekan, dia menyemprotkan cairan pengusir lalat di kandang untuk mencegah penyebaran virus. Bahkan, dia juga selektif ketika mendapatkan kiriman sapi baru.
“Selain menyemprot, biasanya saya bakar damen (jerami) di dekat kandang agar menghindari nyamuk. Takut banget kalau sampai ada yang kena PMK lagi,” kata Suparlin.
Sebelumnya, pihak Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan sampai saat ini belum menerima vaksin untuk PMK.
Mereka hanya mendistribusikan 562 botol obat pencegah demam, 720 box vitamin, dan 48 botol disinfektan.
Pendistribusian tersebut tersebar di titik-titik wilayah peternak yang rentan terjangkit PMK.