Cuaca Ekstrem, Geolog Peringatkan Ancaman Banjir Lahar di Marapi
PADANG, KOMPAS.com - Ahli Geologi Ade Edward, mengingatkan bahaya banjir lahar dari Gunung Marapi semakin besar mengancam warga seiring dengan prediksi cuaca ekstrem dan hujan intensitas tinggi yang akan berlangsung beberapa bulan ke depan.
"Bahaya besar yang mengancam itu adalah banjir lahar. Hujan ditambah dengan adanya penumpukan material vulkanik sangat berbahaya," kata Ade saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/11/2024).
Ade menekankan, bencana banjir lahar yang terjadi awal April 2024 lalu bisa menjadi pelajaran penting.
Banjir lahar pada 4 April 2024 telah merenggut puluhan nyawa warga di Agam dan Tanah Datar.
"April lalu terjadi banjir lahar yang merenggut puluhan jiwa masyarakat. Ini harus diwaspadai," tambah Ade.
Ia memprediksi, jika terjadi banjir lahar lagi, ancamannya akan lebih besar dibanding dengan kejadian sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh penumpukan material vulkanik Gunung Marapi yang semakin mendekati permukiman warga.
"Material vulkanik Marapi itu makin lama makin besar dan menumpuk. Kalau April lalu mungkin masih di atas, sekarang tentu sudah menumpuk dan turun ke arah permukiman warga," ungkap Ade.
Ade juga menilai bahwa langkah antisipasi pemerintah belum maksimal, terutama dalam melakukan pembersihan atau pengerukan sungai.
"Setelah terjadi banjir lahar dulu, pembersihan tidak sampai ke atas gunung. Ini yang membuat terjadi penumpukan dan mendekati permukiman warga," jelasnya.
Meskipun Ade menyebutkan bahwa langkah antisipasi seperti pembuatan cekdam atau sobodam sudah benar, ia menegaskan, rencana tersebut belum terealisasi karena biaya yang besar.
"Antisipasinya seperti gunung-gunung lain di Jawa itu dengan sobodam, tapi di Sumbar itu belum terealisasi sehingga bahaya besar selalu mengintai," jelas Ade.
Sebagai langkah antisipasi, Ade merekomendasikan mitigasi bencana di sekitar aliran sungai yang berhulu ke Marapi.
"Warga harus siaga. Jika terjadi peningkatan debit air, segera evakuasi ke tempat yang lebih aman," tegasnya.
Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, juga menyampaikan langkah antisipasi yang dilakukan.
"Salah satu langkah antisipasi bencana banjir lahar adalah dengan mengaktifkan 4 alat peringatan dini di 4 sungai yang berhulu ke Marapi. Jika terjadi peningkatan debit air, alat ini akan berbunyi dan warga harus segera pindah ke lokasi aman," kata Ilham.
Sebagai informasi, Gunung Marapi telah naik status ke Siaga pada Rabu (5/11/2024) lalu setelah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.
Gunung yang terletak di Agam dan Tanah Datar ini sempat meletus pada Desember 2023 dan menyebabkan 23 orang pendaki tewas.