Dalam 10 Tahun Terakhir, Jateng Masuk Urutan Kedua Daerah Rawan Bencana di Indonesia

Dalam 10 Tahun Terakhir, Jateng Masuk Urutan Kedua Daerah Rawan Bencana di Indonesia

DEMAK, KOMPAS.com - Jawa Tengah (Jateng) berada di urutan kedua sebagai daerah rawan bencana banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, saat meninjau penguatan tanggul Sungai Wulan di Kabupaten Demak, Jateng, Kamis (19/12/2024).

Suharyanto menjelaskan bahwa Jawa Barat (Jabar) menempati urutan pertama, diikuti oleh Jateng dan Jawa Timur (Jatim).

"Sepuluh tahun terakhir, bencana yang tertinggi itu ratingnya nomor satu Jabar, nomor dua Jateng, nomor tiga Jatim. Selalu di situ," ungkapnya dalam pidato di Tanggul Sungai Wulan, Kecamatan Karanganyar, Demak, pada Kamis (19/12/2024) sore.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa Sulawesi Selatan menduduki posisi keempat, diikuti oleh Sumatra Utara dan Sumatera Barat.

Dalam menghadapi situasi ini, BNPB berencana menggelar rapat koordinasi untuk menyikapi cuaca ekstrem di Jateng serta mengalokasikan sejumlah anggaran, peralatan, dan logistik.

"Termasuk (bantuan untuk) Demak juga, nanti akan diatur oleh Provinsi Jawa Tengah," tambah Suharyanto.

Meskipun Jateng berada di urutan kedua rawan bencana, pihaknya mencatat bahwa saat ini banyak perubahan positif yang terjadi di wilayah tersebut.

"Kalau tadi disampaikan (Bupati Demak) masih ada kekurangan, dibandingkan Februari-Maret, jauh lebih baik dibandingkan wilayah lain di Negara Kesatuan Republik Indonesia," paparnya.

Suharyanto juga mencontohkan situasi di Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana puluhan ribu orang masih mengungsi akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.

"Sampai sekarang masih ada puluhan ribu pengungsi, yang terus kita berikan bantuan," pungkasnya.

Sumber