Dampak Proyek Bendungan Bener Purworejo, Irigasi Mati dan Rumah Retak
PURWOREJO, KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, berkumpul di sebuah rumah warga untuk menghadiri acara sosialisasi yang diadakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.
Pertemuan ini dihadiri oleh puluhan warga yang mengungkapkan kekesalan mereka akibat berbagai masalah yang muncul akibat proyek strategis nasional Bendungan Bener.
Warga menyampaikan berbagai persoalan yang timbul akibat pembangunan jalan akses quarry yang melintasi empat dusun di desa tersebut.
Setidaknya, terdapat 27 kasus yang dilaporkan oleh warga, yang menyebabkan kerugian materiil dan immateril akibat jalan akses quarry sepanjang sekitar 11 kilometer tersebut.
Salah satu masalah yang dihadapi adalah saluran irigasi yang tersumbat, sehingga warga tidak dapat mengairi sawah mereka.
"Ada pekerjaan yang belum selesai dilaksanakan oleh PT PP terkait saluran pertanian, masih ada titik sekitar 20 meter yang belum disambungkan, sampai sekarang belum bisa dialirkan," ungkap Churdaini, salah satu warga, saat menyampaikan aspirasinya pada Kamis (31/10/2024).
Warga lain, Supriyanto, menyoroti kurangnya perhatian dari pihak pengelola proyek terhadap infrastruktur yang rusak akibat pembangunan.
"Bapak bisa lihat sendiri itu ada jalan yang rusak, itu kenapa sampai detik ini tidak ada tindak lanjut, sedangkan daerah lainnya pada rapi-rapi," katanya.
Umayatun, warga lainnya, mengeluhkan dampak kebisingan dan debu yang diakibatkan oleh banyaknya kendaraan yang melintas.
"Debunya banyak mengakibatkan warga yang batuk-batuk dan sakit, saya mohon pengertiannya dari PT dan pihak proyek," keluhnya.
Supriyanto juga mengungkapkan bahwa rumahnya yang terletak di sebelah jalan akses quarry mengalami keretakan.
Ia menyesalkan kurangnya tanggung jawab dari pengelola proyek.
"Dulu waktu ada penimbunan ini mengakibatkan ada dampak keretakan, kami sayangkan sampai saat ini belum ada komunikasi," ujarnya.
Warga meminta agar permintaan mereka segera ditanggapi dan tidak hanya dicatat.
"Jangan disalahkan setelah habis ini bapak tidak ada tindak lanjut, dari warga kita ada reaksi," tegas Supriyanto.
Selain masalah tersebut, warga juga menyayangkan tidak dilibatkannya mereka dalam proyek, padahal banyak yang mampu bekerja di sana.
Menanggapi keluhan warga, Eko Supriyanto, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Bener, berjanji akan segera menindaklanjuti permintaan warga.
"Kami akan menyelesaikan satu per satu persoalan warga Desa Bener," ujarnya.
Eko juga menjelaskan bahwa pihaknya telah menyediakan tangki air untuk mengurangi debu, meskipun hasilnya belum maksimal.
Ia mengingatkan warga untuk berhati-hati saat melintasi jalan akses quarry, mengingat volume lalu lintas yang akan semakin padat menjelang 2025.
"Dalam sehari bisa ada 200 sampai 300 dump truk yang melalui jalur tersebut untuk mengangkut 9 juta kubik material," pungkasnya.