Data Miris Tren Judol: Deposit Cuma Rp 10 Ribu, 70% Gaji Habis Terpakai
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memaparkan data transaksi terkait judi online (judol). PPATK mengungkap fenomena pelaku judi online menghabiskan 70% gajinya untuk main judi.
Hal itu diungkap oleh Ketua PPATK Ivan Yustiavandana saat rapat bersama Komisi III DPR di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (6/11/2024). Ivan mulanya memaparkan judi online merambah semua wilayah.
"Tadi Pak Stevano (Stevano Rizki Adranacus) katakan di NTT segala macam, kita lihat benar TPPO itu banyak di sana. Ini kita nggak sentuh semua wilayah, tapi kecenderungan pelaku judi online memang merambah hampir di setiap wilayah," kata Ivan.
"Nah, ini menarik, penggunaan dana judi online dibandingkan dengan penghasilan, jika kita lihat penghasilan orang dibandingkan beberapa yang dia pakai itu hampir 70% penghasilan legal dia digunakan untuk judi online," lanjut dia.
Ivan mengatakan fenomena pada tahun-tahun sebelumnya masyarakat menggunakan sepersepuluh gajinya untuk judi online. Sementara saat ini dia menyebutkan masyarakat dapat menyisihkan sebagian besar gajinya.
"Kalau dulu orang terima (gaji) Rp 1 juta hanya akan menggunakan Rp 100 ribu, Rp 200 ribu untuk beli (slot judi) online. Sekarang sudah sampai Rp 900 ribunya dia gunakan untuk judi online. Jadi kita lihat semakin addict-nya masyarakat untuk melakukan judi online," tutur Ivan.
"Nah jumlah yang terbesar para pelaku judi online kita itu masyarakat yang berpenghasilan yang melakukan deposit yang kecil yang bawah. Jadi depositnya cenderung Rp 100 ribu sampai Rp 1 juta," lanjut dia.
Tonton juga Video PPATK Perputaran Dana Judi Online Januari-Juni 2024 Rp 13,2 T
[Gambas Video 20detik]
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya
Ivan menyebutkan saat ini angka deposit judol yang kecil membuat masyarakat tergugah. Bahkan, menurut dia, deposito judi online hanya Rp 10 ribu.
"Jadi apabila kita melihat perkembangan judi online, saat ini memang terlihat kecenderungan naik dibandingkan dengan periode sebelumnya, ini kalau kita bicara tahun 2023," kata Ivan
Berdasarkan data yang dipaparkan Ivan, perputaran transaksi terkait judi online pada 2021 mencapai Rp 57,91 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp 104,42 triliun.
Perputaran transaksi pada 2023 melonjak menjadi Rp 327,05 triliun. Sedangkan pada semester pertama 2024 sudah mencapai Rp 174,56 triliun.
"Perkembangan transaksi juga mengalami peningkatan. Transaksi di tahun 2024 semester satu saja sudah melampaui jumlah transaksi di tengah semester tahun 2023 atau bahkan lebih dari satu tahun penuh di tahun 2022. Artinya ini ada kecenderungan naik sampai 237,48%," ucap Ivan.
Ivan pun mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan transaksi judi online semakin meningkat. Salah satunya, menurut dia, nominal deposito untuk slot judi online kini dapat dijangkau masyarakat bawah hingga sebesar Rp 10 ribu.
"Jadi kalau dulu orang melakukan judi online transaksinya angkanya juta-juta. Nah sekarang bisa Rp 10 ribu kita sudah melihat ada seorang bisa judol. Itu lah membuat transaksi semakin masif," jelas Ivan
Ivan mengatakan transaksi judi dengan nominal kecil ini pun dapat diakses anak-anak, termasuk usia kurang dari 10 tahun.
"Umur pemain judi online cenderung semakin merambah ke usia rendah, usia kurang dari 10 tahun ini kita melihat. Jadi populasi demografi pemainnya semakin berkembang," ujarnya.
Tonton juga Video PPATK Perputaran Dana Judi Online Januari-Juni 2024 Rp 13,2 T
[Gambas Video 20detik]