Datangi Beirut, Utusan AS: Akhir dari Perang Israel-Hizbullah Sudah Berada dalam Genggaman
BEIRUT, KOMPAS.com - Utusan khusus Amerika Serikat (AS) Amos Hochstein pada Selasa (19/11/2024) menyebut, akhir dari perang Israel-Hizbullah sekarang sudah berada dalam genggaman.
Ia berkata demikian setelah bertemu dengan Ketua Parlemen Lebanon yang bersekutu dengan Hizbullah, yakni Nabih Berri, di Beirut, untuk membahas rencana gencatan senjata.
Nabih Berri sejauh ini adalah pejabat yang telah memimpin mediasi atas nama kelompok Lebanon itu.
Amerika Serikat dan Perancis bagaimanapun telah memelopori upaya-upaya gencatan senjata, setelah pertempuran mematikan antara Hizbullan dan pasukan Israel meningkat mulai akhir September lalu.
Israel memperluas fokus operasinya dari Gaza ke Lebanon, bersumpah untuk mengamankan perbatasan utara untuk memungkinkan puluhan ribu orang yang mengungsi akibat tembakan lintas batas untuk kembali ke rumah.
Setelah bertemu Nabih Berri, Utusan khusus AS, Hochstein mengatakan kepada para wartawan, bahwa ia melihat “peluang nyata” untuk mengakhiri pertempuran.
“Saya berada di sini di Beirut untuk memfasilitasi keputusan tersebut, namun pada akhirnya itu adalah keputusan para pihak… Sekarang berada dalam genggaman kita," ucapnya, dikutip dari AFP.
Nabih Berri juga menunjukkan adanya hasil baik.
Setelah bertemu dengan Utusan khusus AS, ia mengatakan kepada surat kabar Internasional berbahasa Arab, Asharq al-Awsa, bahwa situasinya baik pada prinsipnya.
Ia menambahkan, timnya dan perwakilan AS masih memiliki “beberapa rincian teknis” untuk diselesaikan.
Sementara itu, selama di Beirut, Hochstein juga bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dan Panglima Angkatan Darat Lebanon Joseph Aoun.
Seorang diplomat yang berbasis di Lebanon, menyebut adanya “kemajuan” yang telah dicapai dalam pembicaraan tersebut.
Sebelumnya, seorang pejabat Lebanon mengatakan pada Senin (18/11/2024), bahwa pemerintah memiliki “pandangan yang sangat positif” terhadap rencana gencatan senjata.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Senin bahwa negaranya akan terus melakukan operasi militer terhadap Hizbullah bahkan jika gencatan senjata tercapai.
“Kami akan dipaksa untuk memastikan keamanan kami di bagian utara (Israel) dan secara sistematis melakukan operasi terhadap serangan Hizbullah, bahkan setelah gencatan senjata untuk mencegah kelompok itu membangun kembali," katanya kepada Parlemen Israel.