Daycare Depok Ungkap Para Ortu Trust Issue Buntut Kasus Penyiraman Air Panas
Pemilik daycare Kiddy Space Indonesia di Depok buka suara terkait dugaan penyiraman air panas oleh pengasuh terhadap bayi berusia 1 tahun 3 bulan. Pihak daycare mengatakan para orang tua trust issue karena kasus tersebut.
"Pertama adalah trust issue muncul dari orang tua dan itu yang sangat memprihatinkan bagi kami. Yang kedua, dampak psikologis bagi para staf karena mereka jadi takut, apa-apa harus di-blow up seperti ini. Kalau misalnya beritanya benar, alhamdulillah. Tapi kalau beritanya berlebihan dan tidak sesuai fakta, itu yang kasihan," kata Konsultan Daycare Kiddy Space Indonesia, Husna Jerika, kepada wartawan di Depok, Selasa (17/12/2024).
Dia mengatakan dampaknya ada sejumlah orang tua yang tidak lagi memercayai daycare tersebut. Mereka trust issue terkait perizinan.
"Yang paling berdampak lagi adalah anak, anak asuhnya. karena psikologis stafnya panik dan ini ada apa seperti ini. Ada (yang menarik diri) justru itu yang jadi sampai ketakutan. Empat orang yang keluar dan itu bersamaan," ucapnya.
"Nanti nasib anak-anaknya gimana? Ya kan? Terus tadi trust issue orang tua kayak yang saya bilang. Saking ada yang bilang ini ilegal, sampe kita mendapat banyak komplain. Padahal nggak mungkin kita usaha tapi enggak ada legalnya," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama, pemilik Kiddy Space Indonesia Irwan Renaldi mengungkapkan evaluasi untuk ke depannya. Pihaknya akan membuat kamar mandi yang tidak terlalu tertutup agar bisa dipantau.
"Nah untuk ke depannya kami juga perlu menjelaskan kepada wartawan tentang fasilitas yang akan kami tambahkan. Agar ini tidak terjadi lagi, yaitu salah satunya kami akan membuat, ini kan kejadian di kamar mandi ya. Di areanya mungkin tertutup," ujar Irwan.
"Nah, kami nanti ke depannya akan membuat kamar mandi yang agak tertutup tapi tidak tertutup pool. Jadi masih bisa kalau ada kejadian, orang-orang akan tetap bisa melihat. Jadi tidak tertutup pool. Tapi tetap untuk anak-anak kita tetap bisa menutup dia untuk mandi," tambahnya.
Irwan mengatakan ke depannya karyawan dan pengasuh juga akan diberi tes psikologi. "Terus yang kedua kami ke depannya juga akan setiap karyawan yang masuk. Itu akan kami berikan tes psikologi dulu agar aman," tutupnya.
Motif Seftyana Aniaya Bayi
Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana mengungkap motif Seftyana. Ia mengaku kesal karena korban menangis saat dimandikan.
"Motif Tersangka merasa kesal karena korban menangis saat akan dimandikan," kata Arya saat dihubungi, Rabu (4/12).
Arya mengatakan penganiayaan ini terjadi pada Senin (2/12). Arya menjelaskan, orang tua korban menitipkan anaknya di daycare tersebut sejak Agustus 2024. Orang tua korban menitipkan anaknya pada pukul 05.30-19.30 WIB.
Saat hari kejadian pada 2 Desember 2024, korban bangun dan menangis lantaran buang air besar. Saat itu tersangka mengambil air panas yang akan digunakan untuk memandikan korban.
Korban saat itu terus-menerus menangis saat dimandikan. Lantaran kesal, tersangka lalu mengambil air panas dalam ember dan menyiramkan kepada korban.
"Karena korban terus menangis, Tersangka marah dan langsung mengambil air panas yang ada di bak kuning menggunakan gayung dan menyiram air panas tersebut sebanyak dua gayung ke tubuh korban bagian belakang," ujarnya.