Debat Pilkada Bali, De Gadjah Singgung Koster soal Penolakan Israel di Piala Dunia U20
DENPASAR, KOMPAS.com - Calon gubernur nomor urut 1, I Made Muliawan Arya alias De Gadjah, menyoroti sikap calon gubernur nomor urut 2, I Wayan Koster, yang menolak kehadiran tim nasional Israel dalam Piala Dunia U20 2023.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam debat kedua pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bali 2024 yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali di Hotel Meru, Sanur, Kota Denpasar, pada Sabtu (9/11/2024).
Dalam segmen keempat debat, De Gadjah mengajukan pertanyaan kepada Koster mengenai sikapnya dalam menjalankan program dari pemerintah pusat yang mungkin ditentang oleh partai pendukungnya.
"Jika presiden selaku pemerintah pusat mengambil keputusan sebuah program kebijakan atau keputusan yang meminta saudara untuk melaksanakan, sementara ketua umum dari partai politik paslon 02 justru meminta untuk menentang, bagaimana sikap saudara? Apakah mengikuti arahan presiden atau mengikuti arahan ketua umum?" tanya De Gadjah.
Hasan Mantan Gubernur Bali, Wayan Koster, Jumat (3/5/2024) di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Koster menyatakan bahwa ia akan tetap patuh terhadap kebijakan pemerintah pusat.
Ia menegaskan bahwa program-program tersebut akan dijalankan dengan perhitungan dan kajian sesuai dengan kebutuhan daerah.
De Gadjah kemudian menanggapi pernyataan Koster dengan kembali membahas penolakan Koster terhadap tim Israel di Piala Dunia U20.
Ia menyebutkan bahwa penolakan tersebut mencerminkan sikap pembangkangan terhadap kebijakan pemerintah pusat.
"Saya yakin itu hanya pernyataan yang faktanya saja dari paslon 02, yang sebabnya di mana rekam jejak paslon 02 menolak Piala Dunia U20 pada saat menjelang Piala Dunia," kata De Gadjah.
De Gadjah menyebutkan penolakan Koster terhadap tim Israel tersebut merupakan sikap pembangkangan dengan kebijakan pemerintah pusat.
"Jadi kami olahraga dibawa ke politik, sebaiknya tidak elok ya sebagai pemerintah daerah, gubernur, sebagai perwakilan pemerintah pusat, itu merupakan hal yang tidak baik untuk dicontoh, karena itu bukan kewenangan kita , kewenangan pemerintah pusat seperti keamanan, politik luar negeri, justisi, fiskal dll itu adalah kewenangan pusat bukan kewenangan Bali atau gubernur," kata De Gadjah.
Koster, menanggapi pernyataan De Gadjah, menegaskan bahwa ia tidak pernah menolak Bali untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.
Ia hanya menolak kehadiran tim Israel dalam ajang internasional tersebut berdasarkan amanah konstitusi.
"Mengapa saya menolak? Karena ada basisnya menurut Konferensi Asia-Afrika dan dalam Peraturan Menteri Luar Negeri No. 3 Tahun 2019, tidak boleh mengibarkan bendera, menyanyikan lagu kebangsaan Israel di dalam forum-forum resmi," jelas Koster.
"Sehingga kalau ini dilaksanakan, mau tidak mau harus mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan Israel. Itu dilarang oleh aturan. Kita di daerah ikut aturan yang diberikan pemerintah pusat," pungkasnya.