Debat Pilkada di Papua Barat Dinilai Cuma Ajang Paslon Tebar Janji
MANOKWARI, KOMPAS.com - Lembaga Kajian Kebijakan Publik dan Pemantauan Pemilu di Papua Barat meminta para pasangan calon kepala daerah di tujuh kabupaten untuk menghindari umbar janji-janji politik dalam debat kandidat.
Koordinator Lembaga Kajian Kebijakan Publik dan Pemantauan Pemilu, Fratiano Rahawarin, menegaskan, debat kandidat calon bupati dan wakil bupati yang digelar oleh KPU Manokwari masih dipenuhi oleh janji-janji saja.
"Hindari obral janji politik, walaupun sebagai politikus. Buktikan bahwa seorang politikus tidak selamanya menjadi tikus yang berdasi, karena dalam kampanye, janji bukanlah suatu tujuan utama," kata Fratiano, Rabu (30/10/2024).
Dia mengingatkan, debat pertama yang digelar oleh KPU harus menjadi perhatian bagi para pasangan calon.
Dalam debat selanjutnya, diharapkan mereka lebih mengedepankan ide, gagasan, dan solusi atas persoalan di daerah.
"Tujuan debat kandidat adalah memberikan edukasi politik, di mana setiap pasangan calon diberi kesempatan untuk adu ide, gagasan, dan solusi terbaik yang sejalan dengan visi dan misi mereka," tambah Fratiano.
Fratiano menilai, para calon seharusnya memberikan argumen secara akademik dan menyampaikan gagasan serta ide yang menjadi solusi ke depan.
"Ini agar dapat menciptakan peluang untuk menghasilkan kerja-kerja yang konkret, di mana ada pertukaran pikiran yang mencari solusi yang mengarah pada keberpihakan dan kewajiban sebagai seorang pemimpin," ujar dia.
Sebelumnya, KPU Manokwari dan KPU Pegunungan Arfak Papua Barat telah menggelar debat kandidat pasangan calon bupati dan wakil bupati pada Selasa dan Rabu lalu.
Debat di Manokwari menghadirkan pasangan calon Bupati Bernard Boneftar dan Edi Waluyo, serta pasangan calon Bupati Hermus Indou dan Mugiyono.
Fokus debat tersebut pada upaya mewujudkan pelayanan pemerintahan dan reformasi birokrasi menuju Kabupaten Manokwari yang sehat, cerdas, dan berbudaya.
Debat kandidat di Kabupaten Pegunungan Arfak melibatkan pasangan calon Bupati Marinus Mandacan dan Daniel Mandacan, serta calon Bupati Dominggus Saiba dan calon Wakil Bupati Andi Salabay.
Tema debat adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pegunungan Arfak melalui pelayanan yang prima menuju kabupaten yang maju, adil, dan sejahtera.
Debat kandidat di kedua daerah tersebut menghadirkan panelis yang terdiri dari akademisi dan pegiat demokrasi, termasuk Rektor Universitas Papua Dr. Hugo Warami dan Dr. Gabriel Maniagasi dari Universitas Cenderawasih.