Debat Pilkada Jambi, Maulana dan Rahman Bentrok Soal Solusi Pendidikan dan Praktik Titip Siswa
JAMBI, KOMPAS.com - Debat ketiga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Jambi yang mempertemukan pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Maulana-Diza dan paslon nomor urut 2 Rahman-Guntur berlangsung di Ratu Convention Center pada Rabu malam (13/11/2024). Salah satu topik utama dalam debat ini adalah isu pendidikan di Kota Jambi.
Paslon nomor urut 2 Rahman-Guntur mengangkat persoalan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta isu titip-menitip siswa saat penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Menanggapi hal ini, paslon nomor urut 1, Maulana-Diza, menyatakan pentingnya pemerataan kualitas pendidikan di semua sekolah di Kota Jambi.
Maulana mengatakan pemerataan ini akan mengurangi persaingan yang sering memicu praktik pungutan liar (pungli) saat penerimaan siswa baru.
"Jika pendidikan adalah hak setiap siswa, maka pemerintah harus menyediakan kursi yang memadai. Kami akan menciptakan sistem yang mendukung hal ini, tapi perlu dukungan dari orang tua untuk memastikan semua sekolah di kota ini memiliki kualitas yang sama," ujar Maulana, calon Wali Kota Jambi nomor urut 1.
Menurutnya, jika kualitas sekolah di Kota Jambi sudah merata, potensi praktik pungli dalam penerimaan siswa akan dapat diminimalkan.
Rahman-Guntur kemudian mempertanyakan bagaimana Maulana-Diza akan menghadapi oknum yang berusaha menitipkan anaknya ke sekolah-sekolah tertentu.
"Apakah Anda punya keberanian untuk menolak pihak-pihak yang ingin menitipkan anak ke sekolah tertentu?" tanya Rahman, calon Wali Kota Jambi nomor urut 2.
Maulana menjawab pungli dan titip-menitip siswa terjadi karena tidak adanya penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang konsisten dalam PPDB.
Ia menekankan transparansi dan akuntabilitas dalam proses PPDB menjadi kunci, dan kualitas sekolah harus disamakan untuk mencegah disparitas.
"Tugas pemerintah adalah memastikan kualitas sekolah sama sehingga tidak ada perbedaan mencolok. Kami ingin membangun sistem pendidikan yang transparan dan adil," tegas Maulana.
Maulana juga menambahkan sistem pendidikan di Jambi perlu diperkuat terlebih dahulu agar persoalan seperti pungli dan disparitas kualitas sekolah dapat ditangani secara efektif.